Beda Biaya Operasinal dan Pajak BYD Atto 1 vs VinFast VF3, Gak Sampai Rp 200 Ribu!

M Nurhadi Suara.Com
Selasa, 12 Agustus 2025 | 14:09 WIB
Beda Biaya Operasinal dan Pajak BYD Atto 1 vs VinFast VF3, Gak Sampai Rp 200 Ribu!
Perbandingan BYD Atto 1 dan VinFast VF 3 dari sisi pajak, harga, power, dan daya listrik [Suara.com/Kolase/BYD Official-VinFast Official]

Suara.com - Perilisan mobil listrik mungil seperti BYD Atto 1 dan VinFast VF3 semakin menambah ramai pasar kendaraan listrik di Indonesia. Kedua model ini tidak hanya menawarkan mobilitas ramah lingkungan, tetapi juga diklaim sebagai mobil irit.

Berdasarkan data dan informasi yang beredar, baik dari GIIAS 2025 maupun dokumen pajak resmi, kita bisa melihat perbandingan yang menarik, terutama dari segi biaya dan keunggulan fitur.

Pajak Tahunan di Bawah Rp 200 Ribu

Salah satu daya tarik terbesar dari mobil listrik di Indonesia adalah insentif pajak yang diberikan pemerintah. Baik BYD Atto 1 maupun VinFast VF3 mendapatkan keuntungan dari kebijakan ini, membuat biaya pajak tahunan mereka sangat rendah, bahkan lebih murah dari pajak motor.

BYD Atto 1: Mendapatkan pembebasan penuh untuk Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB). Pengguna hanya perlu membayar Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp150.000, menjadikannya salah satu yang terendah di pasaran.

VinFast VF3: Berdasarkan dokumen pembayaran pajak di Bali, PKB tahunan VF3 hanya Rp143.000. Angka ini menegaskan bahwa kebijakan insentif pajak berlaku untuk mobil listrik dari berbagai merek, membuat VF3 juga sangat menarik dari segi biaya kepemilikan.

Perbandingan ini jelas menunjukkan bahwa biaya pajak tahunan kedua mobil ini hampir tidak terasa, sehingga beban finansial pemiliknya jauh lebih ringan dibandingkan dengan mobil konvensional.

Perbandingan Total Biaya Operasional

Biaya pajak yang rendah hanyalah permulaan. Perbedaan biaya operasional harian juga menjadi faktor penentu. Mari kita bandingkan total pengeluaran tahunan antara BYD Atto 1 dengan mobil bensin konvensional, misalnya LCGC, untuk menempuh jarak 40 km per hari.

Baca Juga: Benarkah Pajak PSK Segera Berlaku? Kemenkeu Meradang: Tidak Ada Kebijakan Khusus!

Mobil LCGC (Bensin): Dengan asumsi harga Pertalite Rp10.000/liter dan konsumsi 20 km/liter, biaya bahan bakar mencapai Rp7,2 juta per tahun. Ditambah pajak Rp3 juta dan servis rutin Rp2 juta, total pengeluaran tahunan mencapai Rp12,2 juta.

BYD Atto 1 (Listrik): Biaya pengisian listrik di rumah (dengan tarif Rp1.447/kWh) hanya Rp2,45 juta per tahun. Ditambah pajak Rp150 ribu dan perawatan rutin yang minim (Rp1 juta), total pengeluaran tahunan hanya sekitar Rp3,6 juta.

Perbandingan ini sangat mencolok. Total biaya operasional BYD Atto 1 hanya sepertiga dari mobil bensin.

Efisiensi ini menjadi bukti nyata bahwa mobil listrik kini bukan lagi mimpi, melainkan solusi logis untuk menghemat pengeluaran harian, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan.

Keunggulan dan Kelemahan BYD Atto 1 dan VinFast VF3

Selain biaya, calon pembeli juga perlu mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan masing-masing mobil.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI