Suara.com - Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) seharusnya menjadi cerminan transparansi, namun data milik Wamenaker Immanuel Ebenezer justru membuka kotak pandora penuh kejutan.
Di atas kertas, koleksi kendaraannya terlihat wajar untuk seorang pejabat. Namun, pemandangan di Gedung KPK pasca-OTT menceritakan sebuah dongeng yang sama sekali berbeda.
Siap-siap terkejut, karena perbedaannya bagaikan langit dan bumi.
Laporan Resmi: Koleksi 'Wajar' Senilai Rp 3,3 Miliar
Berdasarkan LHKPN yang dilaporkan Immanuel Ebenezer pada tahun 2024, total nilai alat transportasi dan mesin miliknya berada di angka Rp 3.336.000.000.
Angka ini terdengar besar, namun jika dirinci, isinya didominasi oleh SUV premium dan mobil keluarga yang cukup umum dimiliki pejabat.

Bintang utamanya adalah sebuah SUV mewah yang memang menjadi sorotan.
Yang paling fenomenal tentu saja adalah Toyota Land Cruiser 300 VX Tahun 2023 dengan taksiran nilai Rp 2,3 miliar.
Kenyataan di Lapangan: 'Showroom' Dadakan Bernilai Puluhan Miliar
Baca Juga: Relawan Jokowi Kebal Bui, Kubu Roy Suryo Tantang Jaksa OTT: Jangan-jangan Silfester Mencret di Rumah
Kontras dengan laporan LHKPN, KPK justru menyita total 22 kendaraan yang taksirannya jauh melampaui angka Rp 3,3 Miliar.
'Koleksi' sitaan ini mencakup mobil-mobil ikonik yang sama sekali tidak tercantum dalam laporan kekayaannya, seperti Nissan GT-R, Suzuki Jimny, Jeep, hingga deretan motor premium Ducati.
![Sejumlah kendaraan hasil sitaan Operasi Tangkap Tangan (OTT) diperlihatkan di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis (21/8/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/08/21/96925-kendaraan-mewah-sitaan-terkait-ott-wamenaker.jpg)
Kehadiran puluhan kendaraan 'tak terdaftar' ini sontak menimbulkan pertanyaan besar: Dari mana asalnya dan mengapa tidak dilaporkan?
Adu Data: Apa yang Dilaporkan vs Apa yang Disita
Untuk melihat jurang perbedaannya secara jelas, mari kita sandingkan kedua data tersebut. Ini adalah pertarungan antara laporan di atas kertas melawan bukti fisik di lapangan.
Isi Garasi berdasarkan data di LHKPN 2024 (Total: Rp 3,3 Miliar)