PHK Menimpa Industri Otomotif, Menperin: Kita Hadapi Kondisi Menantang

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 03 September 2025 | 19:18 WIB
PHK Menimpa Industri Otomotif, Menperin: Kita Hadapi Kondisi Menantang
Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan PHK di industri otomotif terjadi karena kondisi ekonomi yang menantang. [Suara.com/Dicky Prastya]
Baca 10 detik
  • Gelombang PHK mulai menjalar ke industri otomotif.
  • Menperin mengatakan PHK tak bisa dihindarkan karena kondisi yang menantang.
  • Menperin berharap ekspor mobil lebih digencarkan.

Suara.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui gelombang PHK sudah menimpa industri otomotif dan mengatakan bahwa kondisi ekonomi Indonesia sedang menghadapi kondisi berat.

Meski demikian Agus mengatakan kementeriannya selalu meminta kepada pelaku industri otomotif untuk tidak melakukan pemutusan PHK meski terjadi penurunan penjualan mobil 2025.

"Saya selalu minta kepada prinsipal-prinsipal tersebut, yang selalu saya minta adalah tidak boleh ada PHK, walaupun sekarang kita mengalami atau menghadapi kondisi yang cukup challenging. Tapi saya minta tidak ada PHK," ujar Agus di Jakarta, Rabu.

Hal ini disampaikan Agus Gumiwang merespons gelombang PHK yang terjadi pada industri komponen kendaraan akibat penjualan mobil yang menurun dalam beberapa tahun terakhir dan yang paling parah pada tahun ini.

Penurunan penjualan mobil di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor, tetapi yang paling utama seperti diakui oleh para pelaku industri maupun analis, adalah menurunnya daya beli masyarakat.

Tetapi menurut Agus, meski penjualan menurun ekspor kendaraan dari Indonesia justru naik. Ia juga mendorong para produsen mobil Indonesia untuk memperluas pasar ekspor mereka.

Ia yakin bahwa dengan semakin tingginya ekspor maka produksi juga akan meningkat dan para produsen bisa menambah kapasitas pabrik.

Agus, meski demikian, menyadari bahwa keputusan pengurangan pegawai hingga penambahan investasi tidak bisa diputuskan oleh perusahaan yang berada di Indonesia, melainkan oleh kantor pusat.

"Global market itu tidak bisa ditentukan oleh office yang ada di Indonesia, itu ditentukan oleh head quarters. Misalnya, kalau perusahaan-perusahaan Jepang, ya kita harus bicara di Jepang untuk mereka bisa membuka, atau mengizinkan produk-produk dari Indonesia bisa ke pasar yang lebih luas," imbuh Agus.

Baca Juga: Komdigi Usul Ada Insentif Pajak dan Pangkas Regulasi demi Bisnis Data Center RI Tak Kalah Saing

Berdasarkan data Gaikindo - asosiasi pabrikan mobil Indonesia - penjualan mobil pada Semester I kemarin turun 9,7 persen secara ritel dan anjlok 8,6 persen secara wholesales.

Secara total, penjualan mobil di Indonesia hingga Juni 2025 hanya sejumlah 374.740 unit secara wholesales - belum mencapai separuh dari target penjualan Gaikindo di 2025 yang ditetapkan di angka 900.000 unit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?