- BBM bioetanol (E10) berisiko fatal merusak mesin motor 2-tak karena sifat kimianya yang unik.
- Etanol dapat memisahkan oli samping dari bensin jika terkontaminasi sedikit saja air di dalam tangki.
- Akibatnya, pelumasan gagal total, memicu korosi, dan bisa berujung mesin macet atau jebol.
Suara.com - Pemerintah berencana merilis "resep" baru bahan bakar Pertamina dengan campuran etanol sebesar 10 persen (E10).
Tujuannya mulia, demi energi yang lebih ramah lingkungan.
Tapi tunggu dulu, buat kamu para pecinta ngebul, pemilik RX-King "jambakan setan", F1ZR lincah, atau Vespa klasik yang ikonik, ini adalah alarm bahaya yang tak boleh diabaikan.
Bahan bakar baru ini berpotensi menjadi "kiamat" kecil bagi mesin 2-tak kesayanganmu, dan artikel ini akan mengupas tuntas alasannya langsung dari penjelasan pakar.
Masalah Utama: Sistem Pelumasan yang Manja
Motor 2-tak itu istimewa.
Tidak seperti motor 4-tak yang punya sistem pelumasan oli terpisah, nyawa mesin 2-tak sepenuhnya bergantung pada campuran oli samping yang kamu tuang bersama bensin di dalam tangki.
Campuran inilah yang bertugas melumasi setiap komponen vital yang bergerak, mulai dari piston, ring, hingga kruk as.
Karakter bahan bakar menjadi kunci segalanya, dan di sinilah masalah besar dengan etanol dimulai.
Baca Juga: Chery Masih Enggan Buka Suara soal BBM Campur Etanol

Kata Pakar ITB: Inilah Biang Keroknya
Biar tidak sekadar "katanya", kita bedah langsung penjelasan ilmiah dari Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) sekaligus pakar bahan bakar dan pelumas, Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
Menurut beliau, masalah utamanya ada pada sifat kimia etanol itu sendiri.
- Etanol Punya 'Dua Muka':
Prof. Yuswidjajanto menjelaskan bahwa etanol memiliki sifat amfifilik. Gampangnya, etanol punya dua sisi: satu sisi sangat suka dengan air (hidrofilik), dan sisi lainnya suka dengan minyak atau bensin (lipofilik).
- Air Adalah Musuh Besarnya:
Inilah poin paling kritis. Saat ada air—meskipun hanya sedikit uap air—masuk ke dalam tangki, sifat asli etanol akan muncul. Etanol akan lebih memilih "berpelukan" dengan air ketimbang larut dalam bensin.
- Oli Samping Jadi Korban:
Masalahnya, oli samping yang seharusnya menempel pada bensin untuk melumasi mesin, malah ikut terseret oleh ikatan etanol dan air. Fenomena ini disebut separasi atau pemisahan fasa. Akibatnya, oli, etanol, dan air akan mengendap di dasar tangki, terpisah dari bensin murni di atasnya.