Pemerintah: BBM Campur Etanol Sasar Kendaraan Buatan Jepang

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 19 November 2025 | 14:45 WIB
Pemerintah: BBM Campur Etanol Sasar Kendaraan Buatan Jepang
Pemerintah akan menyasar mobil buatan Jepang untuk penerapan BBM campur Etanol. [Shutterstock]
Baca 10 detik
  • Wamen Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan BBM campur etanol akan menyasar mobil buatan Jepang.
  • Alasannya karena mayoritas kendaraan bermotor di Indonesia saat ini adalah buatan pabrikan Jepang.
  • Toyota disebut akan menjadi investor utama pabrik bioetanol di Lampung.

Suara.com - Wakil Menteri (Wamen) Investasi dan Hilirisasi Todotua Pasaribu mengatakan penerapan bahan bakar minyak atau BBM dengan campuran etanol 10 persen (E10) akan menyasar mobil-mobil dari pabrikan Jepang.

Todotua, yang ditemui di sela Antara Business Forum di Jakarta, Rabu (19/11/2025), menerangkan penerapan BBM etanol menyasar mobil pabrikan Jepang, karena mayoritas kendaraan bermotor di Indonesia adalah buatan Jepang.

“Populasi kendaraan bermotor, khususnya mobil, itu 60–70 persenan masih (produksi) Jepang, jadi mereka pasarnya, mereka konsumennya,” ujar Todotua.

Alasan itu pula yang mendorong pemerintah untuk menggandeng Toyota sebagai investor pabrik etanol di Tanah Air. Raksasa otomotif Jepang itu juga sudah melakukan riset dan rencana komersil (commercial plan) soal penggunaan etanol dalam bahan bakar minyak.

“Sebenarnya bukan hanya Toyota, setelah saya ke Jepang, rupanya ini adalah konsolidasi grup otomotif yang ada di Jepang. Tetapi memang pemimpinnya Toyota,” kata Todotua.

Todotua menyampaikan lokasi pabrik etanol akan dimulai di Lampung.

“Mungkin akan start awalnya, pabriknya di Lampung,” ujar dia.

Sebelumnya pada awal November, Todotua menerangkan Toyota akan melakukan investasi pengembangan bioetanol di Indonesia. Dalam pembangunan pabrik bioetanol itu Toyota akan dibantu oleh Pertamina.

Peluang investasi itu disampaikan setelah Todotua bertemu dengan CEO of Asia Region, Toyota Motor Corporation, Masahiko Maeda di Tokyo, Jepang. Ia mengatakan perusahaan patungan Toyota dan Pertamina akan dibentuk depan.

Baca Juga: Ekonom: Industri Etanol Tak Hanya Untungkan Korporasi, Tapi Buka Lapangan Kerja Baru

"Toyota maupun Pertamina akan langsung melakukan joint study dan site visit ke lokasi di Lampung, targetnya pada awal tahun 2026 perusahaan patungan (JV) sudah terbentuk," kata Todotua.

Adapun investasi itu disebut akan memiliki nilai hingga Rp 2,5 triliun. Jika terwujud, pabrik itu ditargetkan memiliki kapasitas produksi 60.000 kiloliter per tahun.

Lebih lanjut Todotua menyebut kebutuhan BBM dalam negeri mencapai 40 juta kiloliter per tahun. Sementara di satu sisi pemerintah akan menerapkan mandatori E10 yang akan mulai diberlakukan pada 2027.

"Dengan kewajiban E10 maka setidaknya Indonesia membutuhkan sekitar 4 juta kiloliter bioetanol di 2027, agar tidak kehilangan momentum maka persiapan pembangunan pabrik pendukung harus dimulai dari sekarang," imbuhnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI