Bos BYD Koreksi Target 2025 Pasca Alami Penurunan Penjualan, Akui Terlalu Cepat Puas

Senin, 08 Desember 2025 | 15:06 WIB
Bos BYD Koreksi Target 2025 Pasca Alami Penurunan Penjualan, Akui Terlalu Cepat Puas
Ilustrasi Logo BYD. (Ist)
Baca 10 detik
  • BYD mengadakan RUPSLB pada 5 Desember 2025 menyoroti penurunan penjualan kendaraan energi baru meskipun capaian bulanan November tertinggi.
  • Penjualan kumulatif Januari–November 2025 tumbuh 11,3 persen, namun target global direvisi turun menjadi 4,6 juta unit.
  • BYD berencana merilis teknologi baru dan fokus investasi elektrifikasi sambil memperbaiki pemasaran serta ekspansi penjualan luar negeri.

Suara.com - Raksasa otomotif asal Tiongkok, BYD, baru saja menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Desember 2025. Pertemuan ini menyoroti kinerja perusahaan di tengah dinamika pasar kendaraan energi baru (NEV) yang tercatat mengalami penurunan.

Berdasarkan laporan kinerja terbaru, BYD berhasil menjual 480.186 unit kendaraan pada November 2025. Angka ini tercatat sebagai total penjualan bulanan tertinggi sepanjang tahun ini. Namun, capaian tersebut diwarnai oleh penurunan sebesar 5,25 persen secara year-on-year yang sekaligus menandai kontraksi penjualan selama tiga bulan berturut-turut.

Secara kumulatif dari Januari hingga November 2025, pabrikan ini telah mengirimkan 4.182.038 unit NEV atau meningkat 11,3 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024. Meski masih tumbuh, perlambatan di pasar domestik memaksa manajemen mengambil langkah strategis.

Dalam forum tersebut, seperti dikutip dari Carnewschina, Presiden BYD, Wang Chuanfu, mengungkapkan bahwa penurunan ini mencerminkan siklus pengembangan produk serta homogenisasi produk yang meluas di industri otomotif. Ia juga menyoroti kekhawatiran konsumen terkait kecepatan pengisian daya di suhu rendah.

Merespons tantangan tersebut, Wang mengisyaratkan bahwa BYD berencana untuk merilis teknologi baru yang akan dirilis dalam waktu dekat. Strategi ini didukung oleh kekuatan teknis perusahaan yang memiliki sekitar 120.000 insinyur untuk  membuat perusahaan tetap kompetitif di industri otomotif.

Fokus perusahaan dalam dua hingga tiga tahun ke depan akan diarahkan pada investasi intensif di sektor elektrifikasi dan teknologi otomotif cerdas. Wang mengakui bahwa situasi pasar yang sebelumnya menguntungkan sempat memicu rasa puas diri dalam strategi pemasaran. Kini, perbaikan fungsi pemasaran dan ekspansi penjualan ke luar negeri menjadi prioritas utama.

BYD Pertegas Komitmen Dorong Pertumbuhan Industri Otomotif Indonesia. (Foto: SUARA.COM/Manuel Jeghesta)
Ilustrasi Mobil Listrik BYD . (Foto: SUARA.COM/Manuel Jeghesta)

Akibat perlambatan ini, BYD secara resmi merevisi target penjualan global tahun 2025. Angka yang semula dipatok pada 5,5 juta kendaraan kini diturunkan menjadi sekitar 4,6 juta unit.

Persaingan di pasar NEV memang kian memanas. Sebagai pembanding, pada September 2025 lalu SAIC Motor sempat melampaui penjualan bulanan BYD dengan mencatatkan angka 439.800 unit berbanding 396.300 unit. Wang menegaskan bahwa daya saing masa depan akan sangat bergantung pada pemulihan kepemimpinan teknis dan peningkatan kinerja pengisian daya.

Baca Juga: 5 Mobil Listrik Paling Nyaman dan Aman untuk Pengemudi Lansia, dari City Car hingga SUV

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI