Suara.com - Surakarta alias Solo dan sekitarnya memang sedari dulu sudah jadi magnet bagi para wisatawan.
Sejarah kota Solo yang sarat akan nilai-nilai dan estetika budaya Jawa seakan-akan jadi 'undangan' bagi para pelancong.
Namun siapa sangka, ada beberapa destinasi wisata di seputaran kawasan Solo yang masih asri.
Anak-anak touring dari berbagai daerah alhasil berbondong-bondong ke daerah-daerah wisata tersebut.
Ada tiga destinasi wisata di Solo dan sekitarnya yang menjadi 'titik kumpul' para anak motor untuk tujuan touring, yakni sebagai berikut:
Candi Cetho

Candi Cetho merupakan salah satu destinasi dengan jalur paling memacu adrenalin. Ia terletak di ketinggian sekitar 1.496 mdpl di lereng barat Gunung Lawu.
Rute menuju tempat ini dipenuhi tanjakan curam yang menuntut performa kendaraan yang prima, namun dibayar lunas oleh pemandangan kebun teh yang menghampar hijau.
Kelebihan
Menawarkan sensasi berkendara menembus kabut dan pemandangan matahari terbenam yang dramatis dari pelataran candi.
Baca Juga: Makin Digandrungi Anak Touring, Ini 3 Destinasi Wisata Ekonomis di Salatiga
Aktivitas
Mengagumi arsitektur candi, berfoto di gerbang ikonik yang tampak seperti pintu menuju langit, atau bermeditasi di area petirtaan yang tenang.
Fakta unik
Candi Cetho dibangun pada akhir masa Kerajaan Majapahit (abad ke-15).
Candi Hindu ini memiliki keunikan karena bentuknya yang berundak, mirip dengan kuil suku Maya di Meksiko. Secara geografis, lokasinya menjadikannya salah satu candi tertinggi di Indonesia.
Setiap pengunjung diwajibkan mengenakan kain poleng (kain kotak-kotak hitam putih) yang disediakan pengelola sebagai bentuk penghormatan karena tempat ini masih aktif digunakan untuk upacara keagamaan.
Harga tiket masuk
Sekitar Rp15.000 (wisatawan domestik) dan biaya parkir motor sebesar Rp3.000.
Jalur SSB (Solo-Selo-Borobudur)

Selo, sebuah kecamatan di Kabupaten Boyolali, merupakan titik tengah dari jalur legendaris SSB yang menghubungkan Solo dengan Magelang. Berkendara ke sini memberikan pengalaman unik melintasi pelana di antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu yang tampak begitu megah di kejauhan.
Kelebihan
Jalur ini memiliki kontur berkelok dengan pemandangan lembah yang sangat dalam di satu sisi dan tebing gunung di sisi lainnya. Udara di Selo dikenal sangat dingin, memberikan kesegaran bagi para pengendara.
Aktivitas
Menikmati kopi di kafe-kafe estetik dengan view Merapi, mengunjungi Simpang PB VI, atau berfoto di "New Selo" yang merupakan titik pandang tertinggi di kawasan tersebut.
Fakta unik
Selo memiliki keterkaitan sejarah dengan Keraton Surakarta, khususnya sebagai tempat persinggahan dan persembunyian Raja Pakubuwono VI saat melawan kolonial Belanda. Secara alami, wilayah ini merupakan pos pemantauan aktivitas vulkanik Merapi yang sangat vital.
Harga tiket masuk
Untuk kawasan New Selo, biaya masuknya sekitar Rp10.000 – Rp15.000.
Cemoro Kandang Tawangmangu

Adapun jika mencari rute dengan infrastruktur jalan paling halus namun tetap menantang, Tawangmangu adalah jawabannya.
Pengendara akan disuguhi pemandangan hutan pinus dan perkebunan sayur melewati jalur menanjak dari pusat kota Karanganyar hingga ke titik tertinggi di Cemoro Kandang.
Kelebihan
Merupakan jalur lintas provinsi yang menghubungkan Jawa Tengah dan Jawa Timur (Magetan). Jalannya lebar dan sangat terawat, sehingga sering menjadi lokasi favorit bagi rombongan motor besar maupun komunitas otomotif lainnya.
Aktivitas
Mencicipi kuliner khas Sate Kelinci di pinggir jalan, mengunjungi Air Terjun Grojogan Sewu, atau sekadar nongkrong menikmati kabut di pos perbatasan Cemoro Kandang.
Fakta unik
Cemoro Kandang adalah salah satu gerbang pendakian resmi Gunung Lawu. Uniknya, di titik ini seseorang bisa berpindah provinsi hanya dengan melangkah beberapa meter ke arah timur menuju Cemoro Sewu di Jawa Timur.
Harga tiket masuk
Akses jalan raya gratis, namun jika masuk ke objek wisata seperti Grojogan Sewu dikenakan biaya sekitar Rp20.000. Parkir di area Cemoro Kandang biasanya cukup membayar tarif parkir standar.
Kontributor : Armand Ilham