Meski demikian, dari angka tersebut Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar 87,4 juta dolar AS.
“Saya berharap dengan dibukanya kantor perwakilan dan tampilan produk Smexindo di Bahrain, akan meningkatkan ekspor dari Indonesia ke Bahrain dan juga semakin menstimulasi kesadaran masyarakat Bahrain terhadap Indonesia,” kata Nur Syahrir.
Sementara itu, Rika Ayuna, Managing Director SMEXINDO menjelaskan bahwa kantor perwakilan SMEXINDO-Induk UMKM Indonesia di Bahrain ini dapat membantu pemerintah Indonesia meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus serta neraca perdagangan, terutama dengan Negara-negara Timur Tengah, Teluk dan Afrika Utara.
“Dengan terbukannya pasar ke Timur Tengah dan Afrika Utara ini maka Indonesia perlu makin memperkuat sector UKM dan meningkatkan kualitas serta kemampuan berkompetisi, untuk itu peran swasta dan pemerintah sangat diperlukan,” paparnya.
Pada kesempatan itu, Samsul Hadi, Ketua Dewan Penasehat dan pendiri Induk UMKM Indonesia - SMEXINDO, mengatakan bahwa saat ini UKM telah berada di garis depan pertumbuhan Industri di Indonesia.
Direktur SRAM & MRAM Sailash Lachu Hiranandani juga mengatakan SMEXINDO -Induk UMKM Indonesia perlu berperan sebagai jembatan yang dapat memberikan panduan mengenai advokasi kebijakan dan menciptakan lingkungan bisnis yang kompetitif.
“Sehingga menciptakan pengusaha generasi berikutnya yang siap untuk maju ke pasar internasional,” jelasnya.
Mohammed Mansoor, Managing Director Exelon Solutions yang juga direktur SRAM, menjelaskan bahwa pusat pertumbuhan apapun adalah sektor UKM. Tanpa focus yang tepat, bisnis akan merosot dan menyebabkan penurunan drastis dalam pertumbuhan industry.
“SMEXINDO – Induk UMKM Indonesia dapat menyediakan pintu gerbang bagi UKM Indonesia untuk menghadapi tantangan lingkungan global yang kompetitif,” Mansoor menambahkan.