Amartha Catatkan Pertumbuhan Bisnis Lebih dari 2 Kali Lipat di 2021

Rabu, 09 Februari 2022 | 11:53 WIB
Amartha Catatkan Pertumbuhan Bisnis Lebih dari 2 Kali Lipat di 2021
Ilustrasi UMKM. (Dok: Amartha)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sebagai perusahaan teknologi finansial yang berfokus pada penyaluran modal usaha bagi UMKM, mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di tahun 2021.

Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar Rp2,5 triliun di periode 2021, atau tumbuh lebih dari 2x lipat , jika dibandingkan penyaluran pendanaan periode 2020 yakni sebesar Rp1,2 triliun.

Amartha juga berhasil menjaga kualitas pinjaman dengan sangat baik di mana perusahaan mencatatkan NPL (non performing loan) stabil di kisaran 0,30%.

Penyaluran pendanaan sebesar Rp2,5 triliun ini merupakan kontribusi dari berbagai pendana, baik pendana institusi seperti perbankan maupun pendana ritel individu.

Amartha cukup gencar melakukan kolaborasi strategis dengan sektor perbankan seperti BPD, BPR, maupun bank Nasional untuk mengakselerasi penyaluran pendanaan bagi UMKM di pedesaan, porsinya di atas 60% dari total pendana.

Andi Taufan Garuda Putra, CEO & Founder Amartha menjelaskan, Amartha senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan keuangan berbasis digital bagi para pengusaha UMKM di berbagai daerah, mulai dari akses permodalan hingga penyediaan layanan Amartha + untuk menunjang produktivitas para mitra di tengah pandemi.

"Penerapan kebijakan credit scoring berbasis machine learning juga turut berkontribusi untuk menjaga kualitas pinjaman sehingga menekan risiko gagal bayar," tutur Andi Taufan Garuda Putra.

Penyaluran pendanaan dilakukan di sekitar 20.000 desa di ketiga pulau wilayah operasi Amartha yakni pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi. Namun, penyaluran di luar Jawa lebih dominan dengan porsi sebesar lebih dari 60% dari total penyaluran.

Ini sejalan dengan imbauan dari OJK untuk memperluas penyaluran modal ke luar pulau Jawa agar dapat tercapai kesejahteraan yang merata.

Baca Juga: Rekap Hasil IBL 2022: Dewa United dan Hangtuah Telan Kekalahan Perdana

Penyaluran di luar pulau Jawa juga terbukti lebih stabil dan berhasil menekan risiko gagal bayar, karena kondisi pandemi di luar pulau Jawa tidak separah di pulau Jawa, sehingga performa UMKM lebih baik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI