Holding dan Subholding PLN Siap Perkuat Ketahanan Energi Masa Depan

Kamis, 22 September 2022 | 08:10 WIB
Holding dan Subholding PLN Siap Perkuat Ketahanan Energi Masa Depan
Peluncuran Holding dan Subholding PT PLN (Persero), Rabu (21/9/2022). (Dok: PLN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dengan struktur baru ini, PLN akan didukung 4 entitas subholding, yakni:
1. Subholding Energi Primer (PT PLN Energi Primer Indonesia), yang melayani pasokan energi primer untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN. Subholding ini akan menggabungkan berbagai tim energi primer yang saat ini tersebar untuk membangun rantai pasokan batubara, gas dan BBM, serta bahan bakar biomassa yang tangguh dan hemat biaya.

2. Subholding Pembangkitan (PT PLN Nusantara Power & PT PLN Indonesia Power). PT Nusantara Power akan mengelola pembangkit dengan kapasitas 18,4 Gigawatt, dan PT Indonesia Power akan mengelola pembangkit dengan kapasitas 20,6 GW. Subholding ini akan menjadi perusahaan pembangkit listrik berkapasitas terbesar nomor 1 dan nomor 2 di Asia Tenggara.

Dua perusahaan ini juga akan memiliki anak usaha bersama yang fokus pada pembangkit panas bumi (Geothermal Co) dengan kapasitas 0,6 GW dan pembangkit energi baru terbarukan, seperti tenaga surya, tenaga angin dan tenaga hidro (New Energy Co) berkapasitas 3,8 GW. Hal ini merupakan bagian dari upaya PLN dalam melakukan transisi energi.

3. Subholding Beyond kWh (PT PLN ICON Plus), yang akan memimpin transformasi produk layanan PLN dan peningkatan pengalaman pelanggan sehingga bisa mendorong penjualan non listrik.

Subholding ini memiliki tiga klaster bisnis, yaitu kelistrikan, layanan konektivitas dan layanan IT PLN. PLN ICON Plus juga diharapkan dapat meningkatkan peluang aliansi strategis, khususnya di bidang teknologi dan pendanaan, serta melakukan manuver bisnis yang lebih lincah untuk mendukung PLN sebagai induk usaha.

Erick berharap, PLN tak berpuas diri. Ke depan, Indonesia tidak lagi hanya berbicara supply chain di desa-desa, tetapi juga global supply chain.

“Kita tidak ingin menjadi negara yang introvert. Indonesia ini negara non alians yang bersahabat dengan negara lain di dunia. Mari (kita) buat ekosistem Indonesia sendiri. Industrialisasi yang terjadi di Indonesia (harus) mampu memperbaiki supply chain yang akan bermanfaat untuk dunia. Ayo sama- sama kita berkolaborasi,” pungkasnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, restrukturisasi ini merupakan babak baru transformasi PLN dengan menata kembali seluruh kekuatan eksisting PLN.

“PLN siap menjalankan amanah ini, menata struktur organisasi, melakukan digitalisasi, mengekspansi bisnis PLN, dan meningkatkan layanan pelanggan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Baca Juga: Masyarakat Lega, PLN Pastikan Tidak Ada Penghapusan Pelanggan Daya 450 VA

Sebagai informasi, proses transisi organisasi PLN akan dilakukan secara bertahap dengan target end-state efektif 1 Januari 2023. Melalui pembentukan holding dan subholding, aset- aset PLN yang sebelumnya tersebar dan tersekat akan diintegrasikan dan difokuskan sehingga lebih berbasis pada fungsi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI