“Customer base kami jadi lebih luas. Banyak dari kedutaan, seperti kedutaan besar Australia hingga Singapura. Terakhir Chiev Navy Singapur yang memesan batik ke kami. Jadi kalau mereka visit indonesia dan ada acara mereka perlu batik,” ungkap Christian.
Padahal, pada masa pandemi Covid-19 silam, usaha batik miliknya juga ikut terdampak meski tidak terlalu signifikan.
"Penurunannya sampai 40-%. Tapi kami bersyukur masih bisa bertahan, dan tidak ada pembatik dan penjahit kami yang sampai kena layoff. Namun, concern utama kami kepada penjahit, karena saat pandemi berlangsung order jahitan menurun. Sementara mereka salah satu core usaha kami. Jadi waktu itu langsung shifting produksi masker batik supaya penjahit kami tetap ada kerjaan dan pemasukkan," tutupnya.