Festival MudaBerdaya: Menjadi Otentik dan Tak Terjebak Kepalsuan FOMO

Senin, 29 Januari 2024 | 09:47 WIB
Festival MudaBerdaya: Menjadi Otentik dan Tak Terjebak Kepalsuan FOMO
Festival MudaBerdaya. (Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dia dekati anak tertua di antara sekelompok anak berusia SD itu. Maman baru menyadari anak itu memegang buku terbalik, yang menandakan sang anak hanya berpura-pura membaca. Beberapa tahun kemudian saat Maman kembali ke daerah itu, seorang anak mendadak merangkul kakinya.

“Dia bilang, ‘masih ingat saya, Om? Saya dulu yang baca buku terbalik tapi karena Om tidak permalukan saya, saya bertekad bisa baca dengan baik dan hari saya mau menyampaikan puisi’. Moment of truth sekecil itu yang menjadikan saya saat ini,” kenang Maman.

 “Ayo kita cari jati diri kita sendiri. Pernah enggak kamu mem-follow hatimu?” ungkap Maman.

Ferry Irwandi, yang menjadi pembicara di sesi Teras Literasi Festival Muda Berdaya, memiliki pandangan serupa soal mencari jati diri dan arti kebahagiaan. Menurut Ferry, kebahagian diri hanya bersifat jangka pendek. Namun, memberikan kebahagiaan kepada orang lain akan menjadi investasi jangka panjang karena bisa mengubah hidup seseorang.

Membahagiakan orang lain juga menjadikan kita tidak egois.

“Kemampuan public speaking yang keren mungkin bisa dilihat orang lain, tapi kemampuan berempati bisa mengubah orang lain. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, maka kebahagiaan akan balik ke kita,” ucap Ferry, content creator yang banyak memopulerkan stoikisme di Youtube.

Biksu muda, Bhante Diragunno, dalam acara yang sama juga turut menyuarakan pentingnya mencari jalan tengah dalam kehidupan. Jalan tengah ini yang membuat kita tidak menyiksa diri.

FOMO (fear of missing out), ketakakutan akan ketertinggalan adalah penderitaan yang sering kita sengaja, kita menginginkan keinginan orang lain walau sadar diri kita belum mampu merealisasikannya. Tapi demi gaya, kita menyiksa diri kita hanya untuk merealisasikannya,” ungkap Bhante.

“Karena sesuatu yang kita kejar mati-matian pada intinya adalah sesuatu yang tidak pernah kita bawa mati, maka hidup ini jalan tengah, kita tidak terlalu berlebihan dan jangan malas-malasan. Harus tahu mana yang harus diperjuangkan dan yang ditinggalkan,” kata Bhante.

Baca Juga: Festival MudaBerdaya: Festival Akal Pemikiran, Nalar dan Logika Pertama di Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI