Menurut standar ahli hadis, hadis tersebut sanadnya dlaif alias lemah. Ini dijelaskan salah satunya oleh Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam kitabnya Tabyin al-‘Ajb bi Ma Warada fi Syahr Rajab halaman 37-38.
Akan tetapi bukan berarti kita dilarang untuk berdoa meminta keberkahan Rajab, Sya’ban dan agar dipanjangkan umur hingga dapat beramal saleh pada Ramadhan.
Karena hadits dlaif masih dapat dijadikan inspirasi untuk fadlail ‘amal (melaksanakan keutamaan).
Malah, Syekh Muhammad Abdur Rauf al-Munawi dalam karyanya Faidl al-Qadir Syarh al-Jami’ al-Shagir mengutip pendapat Ibn Rajab yang menjelaskan hikmah di balik doa di atas:
قال ابن رجب: فيه أن دليل ندب الدعاء بالبقاء إلى الأزمان الفاضلة لإدراك الأعمال الصالحة فيها فإن المؤمن لا يزيده عمره إلا خيرا
“Ibn Rajab berkata, “Hadits tersebut dapat dijadikan inspirasi dianjurkannya berdoa agar panjang umur, supaya dapat beramal saleh pada Rajab, Sya’ban dan Ramadhan. Sebab orang beriman, semakin panjang umurnya, semakin banyak amal kebaikannya.”.