Dari ayat-ayat tersebut, dapat disimpulkan bahwa al-Qur’an diturunkan pada Lailatul Qad. Sementara itu, dalam surat al-Baqarah dijelaskan bahwa al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan.
Adapun dalam surat al-Anfal, disebutkan bahwa turunnya al-Qur’an bertepatan dengan peristiwa perang Badar, yang dikenal sebagai Yaum al-Furqan.
Namun, tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan tanggal pasti terjadinya Lailatul Qadr. Dalam surat al-Qadr ayat kedua, Allah hanya mengungkapkan keistimewaan malam ini dengan bentuk pertanyaan:
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . [سورة القدر (97): 2]
Artinya: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?” [QS. al-Qadr (97): 2]
Malam ini disebut lebih mulia dari seribu bulan, sebagaimana firman Allah:
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ . [سورة القدر (97): 3]
Artinya: “Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS. al-Qadr (97): 3]
Karena kemuliaannya yang luar biasa, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam beribadah pada malam tersebut. Dalam beberapa hadis disebutkan:
Baca Juga: Menjemput Lailatul Qadar, Ini yang Dilakukan Perempuan Saat haid atau Nifas
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ. [أخرجه البخاري]
Artinya: “Dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah saw. bersabda: ‘Carilah Lailatul Qadr pada malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan.'” [HR. al-Bukhari]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالاً مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ اْلأَوَاخِرِ. [أخرجه مسلم]
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra., bahwa beberapa sahabat Nabi saw. bermimpi tentang Lailatul Qadr pada tujuh malam terakhir (Ramadan). Maka Rasulullah saw. bersabda: ‘Aku melihat mimpimu sekalian bertepatan dengan malam tujuh terakhir, barangsiapa mencarinya, maka carilah pada malam-malam itu.'” [HR. Muslim]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَحَيَّنُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْعَشْرِ اْلأَوَاخِرِ أَوْ قَالَ فِي التِّسْعِ اْلأَوَاخِرِ. [أخرجه مسلم]
Artinya: “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: ‘Tunggulah Lailatul Qadr pada sepuluh malam terakhir (bulan Ramadan) atau sembilan malam terakhir.'” [HR. Muslim]