Selang sekitar setahun kemudian, anak kelima dari enam bersaudara pasangan Hermanus Lay Tjun dan Nathalia ini mewujudkan cita-citanya jadi juara dunia.
Dia berhasil meraih gelar juara dunia kelas bulu IBO usai memukul KO ronde kedua petinju Filipina, Lorenzo Villanueva, 5 Mei 2012 di Marina Bay Sands Hotel, Singapura.
Ia pun menjadi petinju Indonesia kelima yang jadi juara dunia setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Chris John, dan M. Rachman.
![Petinju Indonesia, Daud Yordan (kanan), merayakan keberhasilannya menjadi juara dunia kelas bulu IBO usai mengalahkan Lorenzo Villanueva (Filipina) di Marina Bay Sands Hotel, Singapura, Sabtu (5/5/2012). [AFP/Simin Wang]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/11/17/19794-daud-yordan-juara-dunia-kelas-bulu-ibo.jpg)
2. Juara Dunia Kelas Ringan IBO
Setelah sabuk juara dunia kelas bulu IBO-nya direbut petinju Afsel, Simpiwe Vetyeka pada 14 April 2013, Daud Yordan memutuskan naik ke kelas ringan.
![Petinju Indonesia Daud Yordan (kiri) bersama pemilik Mahkota Promotion Raja Sapta Oktohari (tengah), dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim. [Dok. M-Pro]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/07/22/48476-daud-yordan-raja-sapta-oktohari-urgyen-rinchen-sim.jpg)
Dalam debutnya di kelas ringan, petinju yang kini berusia 32 tahun itu langsung menjalani duel perebutan sabuk lowong juara dunia kelas ringan IBO.
Pada pertarungan di Metro City, Australia, 6 Juli 2013 itu, Daud Yordan menang angka mutlak atas Daniel Brizuela dari Argentina.
3. Juara Dunia Kelas Ringan Super IBA
Hari Minggu, 17 November 2019, jadi hari yang penuh sejarah bagi pertinjuan Indonesia.
Baca Juga: Unggul Lebih Dulu, Hendra / Ahsan Jadi Runner-up Hong Kong Open 2019
Di momen inilah Daud Yordan mengukir tinta emas sebagai petinju Indonesia pertama yang menggenggam sabuk juara dunia di tiga kelas berbeda.