Ayu juga tidak mengetahui apakah hal ini ada muatan politis, adanya unsur kesengajaan anaknya diganti dengan pemain lainnya.
Ia mendengar setelah anaknya tidak diizinkan ikut SEA Games 2019, sudah ada atlet lainnya yang menggantikan.
Dari Jatim, ada dua perempuan dan satu atlet laki-laki dari cabang olahraga ini yang akan ikut pertandingan, dan setelah anaknya dikembalikan ke keluarga, langsung diganti oleh atlet dari Jawa Tengah.
Ia berharap, kejadian ini tidak terulang kepada atlet lainnya dan cukup anaknya saja yang menjadi korban. Dirinya berharap, hal itu tidak terulang lagi.
"Bapaknya syok, tensi langsung naik, bahkan tidak berani mengantar (menjemput anaknya di Gresik). Beliau juga tidak bisa berpikir, menangis. Saya ke Gresik diantar kemenakan," ujar dia.
Saat ini, anaknya sudah kembali ke sekolah di Kabupaten Gresik. Ia bersekolah di SMA wilayah Gresik, dan sudah kelas tiga.
Kendati sempat tidak bersekolah selama beberapa hari, saat ini anaknya sudah mulai kembali ke sekolah tapi tidak ikut latihan.
![Ketua Harian KONI Jatim M. Nabil di Gedung KONI Jatim, Surabaya, Jumat (29/11/2019). [Suara.com/Arry Saputra]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/11/29/87367-ketua-harian-koni-jatim-m-nabil.jpg)
Anaknya kini juga tinggal di indekos, setelah tidak lagi diizinkan latihan.
Namun, di indekos, anaknya juga disebut sering curhat jika merasa tidak nyaman.
Baca Juga: Polo Air Sumbang Emas Pertama untuk Indonesia di SEA Games 2019
Terlebih lagi, banyak teman-temannya yang sudah tahu dengan masalah yang kini menimpa anaknya, kendati hal itu tidak benar.
"Saya tidak bisa terima, dengan embel-embel itu. Jika dikeluarkan silakan, tapi jangan (dengan tudingan virginitas). Itu masa depan dia masih jauh. Sekolah dia malu bertemu dengan teman-temannya, di tempat latihan juga. Semua tahu," kata dia.