Suara.com - Pebulutangkis nasional, Sony Dwi Kuncoro memberi dukungan kepada Tontowi Ahmad menyusul polemik yang terjadi antara peraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Sebagaimana diketahui, Tontowi Ahmad sempat mengeluhkan sikap PBSI yang mengubah statusnya sebagai atlet magang pada Desember 2019.
Kendati menampik sakit hati yang mendasari dirinya memutuskan pensiun pada Senin (18/5/2020), Tontowi menyayangkan sikap PBSI yang tak menghormati jasanya sebagai atlet berprestasi.
Melalui Instagram pribadinya @sonydwikuncoro, Sony membagikan kisah serupa. Sony mengaku jika dirinya sempat diperlakukan kurang hormat oleh PBSI menjelang keluar dari Pelatnas.
![Pebulutangkis senior tunggal putra Indonesia, Sony Dwi Kuncoro. [Humas PBSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/01/24/12548-sony-dwi-kuncoro.jpg)
"Menanggapi berita @tontowiahmad_ ini saya juga ingin ikut berkomentar.
Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tulis Sony, Rabu (20/5/2020).
"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas PBSI dengan cara yang menurut saya kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di Pelatnas. pada waktu itu saya masih rangking 15 dunia."
Sony menjelaskan bahwa dia lebih dulu tahu soal kabar terdegradasi dari media massa, alih-alih para pengurus ataupun pelatih Pelatnas PBSI.
Bahkan, Sony mengungkapkan bahwa surat degradasi juga tak diterimanya dari pengurus. Melainkan dari karyawan biasa di PBSI.
"Masukan dari saya mohon cara degradasi lebih menghargai atlet. Karena atlet mulai dari kecil memilih menjalani hidup di badminton, meninggalkan sekolah, keluarga dan kesempatan bermainnya," jelas Sony.
Baca Juga: Pensiun, Tontowi Ahmad Dapat Tawaran Jabatan Talent Scout dari PB Djarum
"Atlet juga punya keluarga, orang tua yang setiap hari mendoakan anaknya untuk jadi juara."
![Ekspresi Tontowi Ahmad usai memastikan diri bersama partnernya di ganda campuran, Liliyana Natsir, meraih medali emas Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (17/8/2016). [AFP/Ben Stansall]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/04/14/20750-tontowi-ahmad.jpg)
Peraih medali perunggu Olimpiade 2004 Athena itu menambahkan bahwa PBSI sebaiknya bisa lebih peka terhadap atlet-atlet yang terdegradasi.
Terlepas dari seorang atlet berprestasi atau tidak, PBSI disebut Sony harus memberi penghormatan lantaran para atlet termasuk sebagai pahlawan Indonesia.
"Sebaiknya PBSI memberi penghargaan apapun bentuknya (piagam atau sertifikat) yang akan berguna dan menjadi kebanggaan untuk masa depan atlet," tulis Sony.
"Kebiasaan ini (tak menghargai atlet) harus diubah oleh PBSI siapapun pengurusnya, jangan sampai turun menurun. Kalau tidak, atlet juara Olimpiade, All England, juara dunia dan juara-juara lainnya akan merasakan hal yang sama," tandasnya.
Saat dikonfirmasi wartawan, Sony sendiri enggan berkomentar lebih banyak. Dia memilih menuangkan pandangannya hanya lewat unggahan Instagram pribadinya.