"Saya tak pernah bermimpi (untuk jadi atlet profesional). Itu sebelum saya beraltih dan masuk klub," beber Apriyani.
"Saat masuk klub, baru saya makin tertarik. Saya pikir impian saya di sini, bulutangkis itu seru dan ada tantangannya."
Kesulitan yang dialami semasa kecil, disebut Apriyani cukup berpengaruh terhadap mentalitasnya kini. Dia tak gampang mengeluh saat mendapat kesulitan.
"Makanya saat latihan saya kerap bilang 'ya sudah ini memang capek, tapi tak secapek apa yang saya lakukan dahulu'," jelas atlet kelahiran 29 April 1998 itu.
![Ekspresi kegembiraan pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, bersama sang pelatih, Eng Hian, usai memastikan diri meraih medali emas SEA Games 2019 dengan mengalahkan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong (Thailand), Senin (9/12). [Humas PBSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/09/38782-greysia-poliiapriyani-rahayu-dan-eng-hian.jpg)
Kendati sudah mendapat hasil dari kerja kerasnya, yakni masuk pelatnas dan menjadi wakil Indonesia di turnamen-turnamen internasional, Apri mengaku belum puas.
Menurutnya, menjadi atlet Pelatnas PBSI hanyalah sebuah titik pencapaian dalam kariernya. Dia ingin terus berjuang meraih prestasi yang lebih tinggi.
"Ya saya merasa bangga dengan diri sendiri, tapi tak mau terlalu bagaimana juga. Saya memang sudah masuk pelatnas, tapi titiknya bukan di sini saja," kata Apriyani.
"Saya ingin menggapai mimpi yang lebih tinggi lagi. Tapi kalau dibilang bangga, ya saya bangga dengan diri saya sih," jelasnya.
Bersama Greysia Polii, Apriyani Rahayu kini jadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia yang dipastikan lolos ke Olimpiade Tokyo.
Baca Juga: Pakar Kesehatan Ragu Olimpiade Tokyo Bisa Berlangsung Tahun Depan