Suara.com - Dunia balap motor internasional kembali dihebohkan oleh talenta muda asal Indonesia, bernama Arai Agaska. Bagaimana profil Arai Agaska?
Bukan sekadar ikut serta, Arai Agaska datang sebagai debutan dan langsung menggebrak panggung dunia.
Pembalap berusia 17 tahun asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini berhasil menorehkan sejarah sebagai pembalap Indonesia pertama yang memenangi balapan Yamaha R3 bLU cRU World Cup.
Kemenangannya di Sirkuit Balaton Park, Hungaria, pada 26 Juli 2025, bukan hanya sebuah kebetulan, melainkan puncak dari sebuah perjalanan terstruktur dan bukti nyata bahwa Indonesia memiliki bibit juara dunia balap motor.
Artikel ini akan mengupas tuntas profil Arai Agaska, bukan hanya sebagai pembalap muda berprestasi. Tetapi sebagai produk dari sebuah strategi pembinaan yang matang, yang kini siap menaklukkan dunia.
Bukan Sekadar Bakat Ngebut
![dr Jack bersama rider muda Lombok, Arai Agaska saat meraih podium di Piala Presiden di Sentul, Bogor. [Foto : Istimewa]](https://media.suara.com/pictures/original/2021/12/14/37245-arai-agaska.jpg)
Lahir di Mataram pada 3 Maret 2008, Arai Agaska Dibani Laksana memulai perjalanannya di dunia balap dari lintasan tanah.
Seperti kebanyakan pembalap, ia mengawali kariernya dengan motor motocross yang dibelikan oleh sang ayah. Namun, hasratnya pada kecepatan di aspal membuatnya beralih ke road race saat masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Bakat alaminya segera terlihat. Arai malang melintang di berbagai kejuaraan nasional bergengsi seperti Yamaha Sunday Race, Yamaha Cup Race, OnePrix, hingga Mandalika Racing Series.
Dominasinya terbukti saat ia menjuarai kelas R15 bLU cRU Junior Pro di Yamaha Sunday Race selama dua tahun berturut-turut pada 2022 dan 2023.
Baca Juga: Jatuh, Bangkit, Podium! Baja Crosser Indonesia Arsenio Algifari di Kejurnas Motocross Tampil Memukau
Puncaknya di level nasional adalah ketika siswa SMAN 6 Mataram, Nusa Tenggara Barat ini terjun di Asia Road Racing Championship (ARRC).
Setelah tampil impresif di kelas UB150 pada 2023, ia naik ke kelas yang lebih prestisius, Asia Production 250 (AP250) pada 2024 bersama Yamaha Racing Indonesia dan langsung mengakhiri musim di peringkat keempat.
Rentetan prestasi ini menjadi sinyal kuat bahwa Arai bukan hanya talenta lokal biasa, ia adalah aset masa depan balap Indonesia.
Arai Agaska Menaklukkan Eropa
Tahun 2025 menjadi babak baru bagi Arai Agaska. Ia dipercaya mewakili Indonesia di ajang R3 bLU cRU World Cup, sebuah kejuaraan dunia yang menjadi bagian dari program 'SBK Roadway' dan kelas pendukung WorldSBK.
Dengan status rookie atau debutan, banyak yang tidak menyangka Arai Agaska akan beradaptasi secepat ini. Namun, pembalap asal Lombok ini mematahkan semua keraguan.
Ia secara konsisten bertarung di barisan depan melawan para rivalnya yang jauh lebih berpengalaman dengan sirkuit-sirkuit Eropa. Sebelum kemenangannya di Hungaria, ia sudah lebih dulu naik podium.
Ini sekaligus merupakan podium ketiga Arai di R3 BLU CRU World Cup 2025, setelah ia finis ketiga dalam Race 1 Seri Portugal dan finis kedua dalam Race 1 Seri Emilia Romagna.
Konsistensi ini menunjukkan kematangan mental dan kemampuan adaptasi yang luar biasa. Ia tidak gentar, justru menjadikan setiap balapan sebagai pelajaran untuk menaklukkan seri berikutnya.
Kemenangan Bersejarah di Hungaria
Puncak dari kerja kerasnya terbayar lunas di Sirkuit Balaton Park, Hungaria. Memulai balapan dari posisi keempat, Arai langsung terlibat dalam pertarungan sengit dengan pembalap Italia, Alessandro di Persio, dan pembalap Jepang, Teppei Kugawa.
Aksi saling salip mewarnai jalannya balapan. Dengan strategi yang matang dan ketenangan luar biasa, Arai Agaska berhasil mengambil alih pimpinan balap pada lap terakhir dan menyentuh garis finis pertama.
Kemenangan ini sangat bersejarah, menjadikannya pembalap Indonesia pertama yang memenangkan balapan di ajang ini sejak statusnya diubah dari kejuaraan Eropa menjadi kejuaraan dunia pada tahun 2024.
Lagu Indonesia Raya pun berkumandang di Hungaria, sebuah momen yang membanggakan bagi seluruh pecinta otomotif tanah air.
Kemenangan di Race 1 dan podium kedua di Race 2 seri Hungaria mendongkrak posisi Arai secara signifikan di klasemen sementara.
Ia berhasil mengumpulkan total 45 poin, poin tertinggi di seri tersebut bersama rivalnya, Alessandro Di Persio.
Hasil ini melejitkan posisinya dari peringkat kelima ke peringkat ketiga dalam klasemen sementara, hanya terpaut satu poin dari peringkat kedua.
Dengan dua seri tersisa di Aragon (Spanyol) dan Estoril (Portugal), peluang Arai untuk merebut gelar juara dunia di musim debutnya sangat terbuka lebar. Masih ada 100 poin maksimal yang bisa diperebutkan.
Kesuksesan Arai Agaska adalah cerminan dari keberhasilan program pembibitan pembalap yang dilakukan oleh Yamaha Racing Indonesia.
Ia menjadi bukti bahwa dengan sistem yang tepat, talenta-talenta dari berbagai daerah di Indonesia bisa diasah untuk bersaing di level tertinggi.
Perjalanan Arai Agaska menjadi inspirasi dan membuka jalan bagi generasi pembalap muda Indonesia lainnya untuk berani bermimpi dan mengikuti jejaknya.