Racquetball: Saudara Padel yang Intens dan Penuh Aksi!

Galih Prasetyo Suara.Com
Selasa, 19 Agustus 2025 | 14:36 WIB
Racquetball: Saudara Padel yang Intens dan Penuh Aksi!
Ilustrasi atlet Racquetball [Tangkap layar X]

Suara.com - Padel kini jadi olahraga favorit di Indonesia, memikat dengan lapangan berdinding kaca dan permainan ganda yang seru.

Namun, tahukah kamu ada olahraga lain yang mirip padel, yaitu racquetball?

Meski belum sepopuler padel di Indonesia, racquetball punya daya tarik sendiri dengan intensitas tinggi dan dinamika permainan yang tak kalah seru.

Asal-Usul Racquetball

Racquetball diciptakan pada 1949 oleh Joe Sobek di Amerika Serikat.

Sobek, seorang pemain tenis dan squash, ingin menggabungkan elemen keduanya menjadi olahraga baru yang lebih cepat dan mudah diakses.

Padel Masih Hits, Tapi Apa Olahraga Ini Bisa Menggesernya? [Tangkap layar X]
Padel Masih Hits, Tapi Apa Olahraga Ini Bisa Menggesernya? [Tangkap layar X]

Lahirlah racquetball, yang kini dimainkan di lebih dari 90 negara, menurut International Racquetball Federation (IRF).

Di Indonesia, racquetball masih terbatas, tetapi mulai menarik perhatian di klub olahraga premium, terutama di Jakarta.

Kemiripan dengan Padel

Baca Juga: Mengenal Pickleball: Saudara Dekat Padel, Bakal Nge-Hits Lagi?

Racquetball dan padel punya banyak kesamaan.

Keduanya dimainkan di lapangan tertutup dengan dinding yang jadi bagian permainan, memungkinkan bola memantul untuk menciptakan strategi unik.

Lapangan racquetball berukuran 12,2 x 6,1 x 6,1 meter, sedikit lebih kecil dari lapangan padel (20 x 10 meter).

Bola racquetball lebih kecil (5,7 cm) dan keras dibandingkan bola padel, yang mirip bola tenis dengan tekanan lebih rendah.

Raket racquetball bersenar, berbeda dengan raket padel yang solid dan berlubang, namun keduanya dirancang untuk kontrol maksimal dalam ruang terbatas.

Perbedaan Utama

Meski mirip, racquetball lebih intens. Padel biasanya dimainkan secara ganda (2 vs 2), sementara racquetball bisa tunggal (1 vs 1) atau ganda, menawarkan fleksibilitas.

Servis racquetball dilakukan dengan memantulkan bola ke lantai lalu memukulnya ke dinding depan, sedangkan padel menggunakan servis underhand diagonal seperti tenis.

Skor racquetball lebih sederhana, poin dihitung hingga 15 (atau 11 di tiebreak), bukan 15-30-40 seperti padel.

Dinding di racquetball, termasuk langit-langit, bisa digunakan, membuat permainan lebih cepat dan menuntut refleks tinggi.

Daya Tarik Racquetball

Racquetball menawarkan latihan fisik intens, membakar hingga 600-800 kalori per jam, ideal untuk penggemar padel yang ingin tantangan ekstra.

Permainannya cepat, dengan rally yang singkat namun penuh aksi, cocok untuk mereka yang menyukai adrenalin.

Di Indonesia, racquetball belum sebanyak padel, yang didukung Perkumpulan Besar Padel Indonesia (PBPI) dan lapangan di kota besar seperti Bali dan Jakarta.

Namun, klub seperti Racquet Padel Club di Jakarta mulai memperkenalkan racquetball sebagai variasi.

Kontributor: Azka Putra

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI