- Jonatan Christie berencana membangun akademi bulu tangkis berstandar tinggi dengan fokus pembinaan sektor tunggal putra.
- Lokasi akademi diupayakan dekat dengan tempat tinggalnya agar bisa memantau langsung perkembangan atlet secara intensif.
- Akademi tersebut juga bertujuan mengakomodasi calon atlet berbakat yang terkendala biaya sebelum ia pensiun.
Suara.com - Atlet andalan tunggal putra Indonesia, Jonatan Christie, mulai menyusun rencana matang untuk masa depannya di dunia tepok bulu setelah gantung raket nanti.
Pemain yang akrab disapa Jojo ini mengungkapkan ambisi besarnya untuk membangun sebuah akademi bulu tangkis yang memiliki standar fasilitas mumpuni.
Inspirasi ini datang setelah ia melihat kesuksesan rekannya, Marcus Fernaldi Gideon, yang telah lebih dulu mengelola akademi dengan sistem pembinaan yang sangat baik.
“Ya itu salah satu cita-cita. Maksudnya salah satu angan-angan, pengen punya akademi, seperti Gideon yang proper. Maksudnya atletnya ada asramannya, atletnya memang benar-benar ada pelatihnya yang memang pelatih khusus gitu,” kata Jonatan di Tangerang Selatan.
Berbeda dengan akademi pada umumnya, Jonatan ingin memfokuskan kurikulum pelatihannya secara spesifik untuk mencetak atlet di sektor tunggal.
Hal ini dipilih karena selaras dengan latar belakang dan pengalaman panjangnya sebagai salah satu pemain tunggal putra terbaik yang dimiliki Indonesia.
Mengenai lokasi, suami dari Shania Junianatha ini berharap bisa mendapatkan lahan yang dekat dengan tempat tinggalnya agar bisa memantau perkembangan atlet setiap hari.
Jonatan menegaskan bahwa ia tidak ingin sekadar "jual nama", melainkan ingin terjun langsung menangani bibit-bibit muda tersebut.
“Kalau bisa juga dapat lokasinya tuh yang sekitaran rumah, jadi bisa ikut turun langsung gitu. Karena kalau jauh, kadang sayang juga kalau enggak ikut terjun," kata Jonatan.
Baca Juga: Tersingkir dari Australia Open 2025, Jonatan Christie Akui Main Jelek dan Tak Berkembang
"Karena beberapa ada juga yang udah ada cuma taruh namanya, tapi enggak turun langsung gitu. Maksudnya, kasihan akademinya gitu,” tambahnya.
Visi sosial juga menjadi landasan Jonatan, di mana ia ingin akademinya nanti bisa menampung calon atlet berbakat yang memiliki motivasi tinggi namun terkendala masalah biaya.
Ia berharap akademi ini bisa menjadi jembatan bagi talenta-talenta tersembunyi untuk mendapatkan akses pembinaan yang berkualitas.
Terkait target waktu, peraih medali emas Asian Games 2018 ini bertekad untuk merealisasikan mimpinya tersebut sebelum ia resmi pensiun dari dunia bulu tangkis profesional.
Namun, ia mengakui bahwa tantangan terbesar saat ini adalah sulitnya mencari ketersediaan lahan yang strategis dan memadai.
“Pengennya sih sebelum pensiun, cuman cari tanahnya susah. Kalau ada swasta yang mau bekerja sama sih enggak nolak. Maksudnya, saya juga mau bekerja sama,” kata Jonatan.