"Itu looo tulisannya, kok pake sayang-sayang ke suamiku, yaa ampun maksudnya apa coba?" tanya pembeli.
"Allah..." jawab sang penjual.
"Gini ya mbak, kesannya kok lancang sekali," tulis pembeli itu lagi.
"Kak itu contoh, kak. Itu donat cust saya yang sore ini mau ngambil, bukan punya kakak," jelas penjual donat tersebut.
"Masa sih mbak? Jelas-jelas saya minta gambar donatnya, terus mbaknya tunjukin itu. Kok malah nggak ngaku," sahut pembeli.
Penjual itu pun mengirim bukti pesan antara ia dan pembeli lainnya yang membeli donat pada foto tersebut. Melihat hal tersebut, pembeli donat itu pun kembali naik darah karena merasa donatnya telah "dicuri" dan diberikan sesuka hati kepada pembeli lain.
"Loh! Tadi katanya donat saya mbak! Gimana sih main kasih orang aja," protes pembeli tersebut.
"Allahu akbar... kakak mau ambil donatnya malam ini kan? Ya malam kak donatnya ntar saya siapin, saya ukir. Itu donat cust saya... saya tunjukin gambar donat karena kan kakak minta gambar donat atau contoh donat yang mau dikasih ke suami kakak kan. Itu contohnya kakakku... karena berhubung kakaknya tadi ngechat bilang 'tulisannya terserah saya' ya seperti itulah contoh donatnya kak," jelas penjual donat panjang lebar.
Meski sudah dijelaskan, namun pembeli donat itu kembali mempermasalahkan kata "sayang" yang ditulis pada donat. Pembeli tersebut merasa seharusnya penjual menulis nama suaminya saja dibandingkan dengan kata "sayang".
Baca Juga: Begini Cara Virus Corona COVID-19 Menyerang Tubuh Manusia
Di sisi lain, penjual donat tidak menanyakan nama suami pelanggannya karena pembeli tersebut telah meminta untuk menulis apa saja sebagai dekorasi donatnya. Pada akhirnya, pembeli donat itu pun memutuskan untuk membatalkan pesanannya.