Meskipun tentu saja, ada potensi peningkatan kejadian masalah kesehatan mental.
Di Singapura, misalnya, dilaporkan bahwa saat ini klinik-klinik yang menyediakan layanan kesehatan mental dikunjungi lebih banyak pasien dengan keluhan stres dan kecemasan ekstrem dibanding kondisi normal.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa ada peningkatan kasus gangguan penyalahgunaan zat akibat kehilangan pekerjaan dan kerugian finansial. Masalah-masalah ini sesungguhnya lebih tepat diatasi secara kasuistik oleh tenaga kesehatan mental, dan upaya pemulihannya dapat dikerahkan ketika pandemi berakhir.
Pada masa awal pandemi seperti ini, hendaknya anjuran “berpikir positif” berhenti digaungkan. Saat seluruh upaya diarahkan untuk mendorong masyarakat waspada dan patuh pada anjuran ahli kesehatan, saran ini mudah sekali disalahpahami orang awam dan akibatnya dapat mengaburkan usaha perlambatan laju penularan penyakit.
Artikel ini sudah ditayangkan di The Conversation.