Batuan itu sekarang cukup langka, hanya menyusun sekitar dua persen dari meteorit yang diketahui dan sulit untuk menemukannya dalam kondisi murni dan tidak tercemar.
Tim ahli menemukan bahwa batuan mengandung cukup hidrogen di dalamnya untuk bisa memberi Bumi setidaknya tiga kali massa air samudera dan mungkin lebih.
Para ilmuwan juga mengukur dua isotop hidrogen karena proporsi relatifnya sangat berbeda dari satu benda langit ke benda langit lainnya.
"Kami menemukan komposisi isotop hidrogen kondrit enstatit serupa dengan salah satu air yang disimpan di mantel Bumi," kata Piani, seperti dikutip Science Alert, Senin (31/8/2020).

Komposisi isotop samudera ditemukan konsisten dengan campuran yang mengandung 95 persen air dari kondrit enstatit, menunjukkan lebih banyak bukti bahwa ini yang bertanggung jawab atas sebagian besar air Bumi.
Para penulis penelitian selanjutnya menemukan bahwa isotop nitrogen dari kondrit enstatit mirip dengan Bumi dan mengusulkan batuan ini juga bisa menjadi sumber komponen atmosfer Bumi yang paling melimpah.
Piani menambahkan bahwa penelitian tidak mengecualikan penambahan air di kemudian hari oleh sumber lain, seperti komet, tetapi menunjukkan bahwa kondrit enstatit berkontribusi secara signifikan terhadap munculnya air Bumi pada saat terbentuk.