Studi: Perebutan Otoritas Agama Suburkan Kelompok Militan di Jawa

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 27 Oktober 2020 | 08:15 WIB
Studi: Perebutan Otoritas Agama Suburkan Kelompok Militan di Jawa
Sejumlah santri mengikuti shalat jumat hingga meluber di jalan di kawasan pondok pesantren (ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (20/3/2020). (Foto: Antara)

Suara.com - Alexandre Pelletier, peneliti Universitas Cornell, AS menemukan mengapa kelompok militan subur di Jawa Barat dan tidak di Jawa Timur. Ini merupakan sari dari studi terbarunya yang baru-baru ini terbit di jurnal Comparative Politics. Mari simak ulasannya:

Pasca-transisi demokrasi pada 1998, banyak kelompok Islam fundamentalis vokal bermunculan di Indonesia. Front Pembela Islam (FPI) - yang paling menonjol di antara kelompok-kelompok ini - telah memobilisasi, tak jarang dengan kekerasan, untuk menolak hal-hal mereka anggap amoral dan sesat.

FPI, bersama dengan kelompok Islam lainnya, telah berperan penting dalam mempertajam polarisasi dan populisme agama di Indonesia.

Selain lewat kampanye nasional, seperti gerakan 212 yang menolak Basuki Ahok Tjahaja Purnama dalam pemilihan gubernur Jakarta pada 2016, sebagian besar kelompok militan ini aktif secara lokal, menargetkan pada pemerintahan dan minoritas di daerah.

Tetapi kelompok-kelompok ini lebih berhasil di beberapa daerah tertentu dibanding daerah lain.

Saya melakukan riset pada mobilisasi Islam fundamentalis di Pulau Jawa. Saya menerbitkan temuan di jurnal Comparative Politics baru-baru ini.

Penelitian saya menemukan bahwa kelompok militan semakin bertumbuh pesat di wilayah yang pemimpin Muslim dan lembaganya lemah, dan yang memiliki persaingan kuat untuk mendapat otoritas agama.

Mobilisasi militan, menurut saya, adalah produk sampingan dari struktur lokal otoritas keagamaan - bukan otoritas soal Islam, tapi bagaimana otoritas ini dihasilkan dan diperebutkan secara lokal.

Jawa Barat vs Jawa Timur

Baca Juga: Sentil Gus Nur, Politikus PKB: Ngaji Tak Bisa, Apa Layak Disebut Ulama?

Di Pulau Jawa, beberapa daerah mengalami pertumbuhan kelompok Islam fundamentalis lebih cepat dan mobilisasi yang lebih ajeg.

Dari enam provinsi, Jawa Barat memiliki jumlah kelompok Islam terbesar dan demonstrasi paling sering.

Angka protes dan kekerasan di Jawa Barat mendekati 60% dari total kejadian di Pulau Jawa sejak 1998. Angka ini jauh berbeda dari Jawa Timur yang hanya 10%.

Beberapa pengamat telah mengaitkan antara munculnya kelompok militan seperti FPI dengan proses desentralisasi dan patronase politik pada periode Reformasi.

Namun, kaitan ini ini tidak bisa menjelaskan sepenuhnya mengapa kelompok-kelompok seperti ini cenderung lebih berkembang di Jawa Barat, padahal insentif politik dapat dibilang sama di seluruh Indonesia.

Penelitian lain juga berteori bahwa kelompok militan di Jawa Barat ini berhubungan dengan jaringan Darul Islam. Darul Islam adalah gerakan garis keras yang berusaha mengubah Indonesia menjadi negara Islam antara tahun 1942 dan 1962.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI