Studi: Perebutan Otoritas Agama Suburkan Kelompok Militan di Jawa

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 27 Oktober 2020 | 08:15 WIB
Studi: Perebutan Otoritas Agama Suburkan Kelompok Militan di Jawa
Sejumlah santri mengikuti shalat jumat hingga meluber di jalan di kawasan pondok pesantren (ponpes) Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Jumat (20/3/2020). (Foto: Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Dari enam provinsi, Jawa Barat memiliki jumlah kelompok Islam terbesar dan demonstrasi paling sering.

Angka protes dan kekerasan di Jawa Barat mendekati 60% dari total kejadian di Pulau Jawa sejak 1998. Angka ini jauh berbeda dari Jawa Timur yang hanya 10%.

Beberapa pengamat telah mengaitkan antara munculnya kelompok militan seperti FPI dengan proses desentralisasi dan patronase politik pada periode Reformasi.

Namun, kaitan ini ini tidak bisa menjelaskan sepenuhnya mengapa kelompok-kelompok seperti ini cenderung lebih berkembang di Jawa Barat, padahal insentif politik dapat dibilang sama di seluruh Indonesia.

Penelitian lain juga berteori bahwa kelompok militan di Jawa Barat ini berhubungan dengan jaringan Darul Islam. Darul Islam adalah gerakan garis keras yang berusaha mengubah Indonesia menjadi negara Islam antara tahun 1942 dan 1962.

Saya menemukan sedikit bukti pendukung di lapangan untuk teori itu.

Sebagian besar pemimpin kelompok militan seperti FPI, terutama ketika di tingkat kabupaten dan kecamatan, adalah kiai atau ustaz yang mengelola pesantren, pengajian, atau majelis taklim kecil.

Fragmentasi di Jawa Barat

Studi saya melibatkan puluhan wawancara dengan berbagai kiai dan kelompok militan yang saya lakukan pada 2014 dan 2015 sebagai bagian dari disertasi doktoral saya.

Baca Juga: Sentil Gus Nur, Politikus PKB: Ngaji Tak Bisa, Apa Layak Disebut Ulama?

Saya juga menggunakan kumpulan data terbaru terkait 15.000 pesantren dan 30.000 kiai di Jawa.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI