Suara.com - Uji coba roket NASA yang kritis berakhir dengan penghentian pada Sabtu (16/1/2021) waktu setempat. Penghentian ini dilakukan hanya satu menit dari apa yang direncanakan sebagai uji coba tes delapan menit.
Uji coba ini adalah titik pemeriksaan penting untuk Sistem Peluncuran Luar Angkasa (SLS) NASA yang sangat tertunda.
Rencananya, SLS diatur berperan penting dalam program Artemis yang bertujuan mengembalikan astronot ke Bulan.
Selama uji Green Run hari ini, empat mesin roket di inti SLS menembak selama lebih dari satu menit saat berlabuh di tempat uji roket NASA.
Tim telah merencanakan untuk menyalakan mesin selama sekitar delapan menit atau kira-kira jumlah waktu yang sama yang dibutuhkan untuk meluncurkan misi masa depan ke Bulan.
Alih-alih, sekitar satu menit setelah siaran tes NASA, sebuah suara terdengar mengatakan ada MCF [kegagalan komponen utama] pada mesin 4.
"Pada sekitar waktu yang sama, para insinyur melihat lampu kilat di dekat mesin empat," kata John Honeycutt, manajer program SLS NASA dalam konferensi pers dilansir laman The Verge, Minggu (17/1/2021).
Mereka mengira bahwa kilatan itu terjadi di suatu tempat di dekat selimut pelindung termal di sekitar mesin itu. Penyebab pasti dari penghentian tersebut masih belum diketahui.
Sebuah posting blog dari NASA mengatakan bahwa perangkat lunak penerbangan mengakhiri pengujian.
Baca Juga: NASA Siap Luncurkan Roket Paling Kuat
“Pada titik ini, pengujian sepenuhnya otomatis. Selama penembakan, perangkat lunak onboard bertindak dengan tepat dan memulai mematikan mesin dengan aman,” kata pernyataan dari NASA.
"Tim teknik berharap mendapatkan setidaknya 250 detik uji api panas," kata John Shannon, manajer program SLS di Boeing, dalam konferensi pers awal pekan ini.
"[Jika] kami melakukan penghentian lebih awal, untuk alasan apa pun, kami mendapatkan semua data teknik yang kami butuhkan untuk memiliki keyakinan tinggi pada kendaraan sekitar 250 detik," kata Shannon.
Selama waktu itu mereka berencana membuat mesin bergerak melalui serangkaian manuver yang dirancang untuk menguji daya tanggap mesin saat dinyalakan.
Tampaknya, mereka mendapatkan data kurang dari 250 detik yang mereka harapkan. Data yang berhasil mereka dapatkan dikumpulkan oleh sekitar 1.400 sensor selama pengujian. Antara lain, sensor memantau inti untuk mengetahui getaran, suhu, akustik, dan tegangan.
![Logo NASA. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/01/79345-logo-nasa.jpg)
Meskipun tes uji coba itu dipersingkat, sensor-sensor itu mengumpulkan banyak data yang pada akhirnya dapat membantu NASA menentukan jalan ke depan.