Skenario pada temuan yang telah publikasi di Astrophysical Journal Letters itu menyatakan bahwa lubang hitam tidak dibuat melalui bintang yang runtuh, tetapi sejumlah besar gas hidrogen dingin di awan.
Tak hanya itu, tim ilmuwan juga berspekulasi bahwa lubang hitam supermasif melahap setara dengan 25 Matahari setiap tahun. Dengan kata lain, lubang hitam itu masih terus berkembang.
Untuk menyelidiki lebih lanjut, para astronom akan menggunakan bantuan James Webb Space Telescope (JWST), yang akan diluncurkan pada 31 Oktober mendatang.