Para ahli memeriksa jaringan mati di bawah mikroskop dan melihat tanda-tanda trombosis intravaskular.
Trombosis terjadi ketika gumpalan darah berkembang di arteri dan vena, yang dapat menghalangi jantung, otak, atau paru-paru.
"Penting untuk dicatat bahwa Covid-19 adalah penyakit multi-sistem. Saya pikir salah satu ciri yang tampaknya memisahkannya dari penyakit virus parah lainnya adalah keadaan yang lebih hiperkoagulasi yang terkait dengan penyakit di kemudian hari," kata Profesor Graham Cooke dari National Institute for Health Research.
Keadaan hiperkoagulasi terjadi ketika darah membeku lebih dari yang diperlukan dan dapat menjadi bagian dari kelainan darah atau dipicu oleh obat-obatan, kanker, serangan jantung atau HIV.
Dokter mengatakan telah memperhatikan sejumlah besar pasien Covid-19 dengan masalah pembekuan darah, yang memicu kekhawatiran bahwa penyakit tersebut adalah infeksi vaskular dan juga infeksi saluran pernapasan.
Dilansir dari Dailymail, Jumat (12/2/2021), Profesor Roopen Arya dari King's College London, memperkirakan pada Mei bahwa sebanyak 30 persen pasien rumah sakit yang terinfeksi Covid-19 mengalami pembekuan darah.
Selain itu, ini bukan pertama kalinya jari-jari seorang pasien Covid-19 harus diamputasi.
Dalam kasus yang berbeda, seorang lelaki berusia 54 tahun dari California harus kehilangan dua jarinya akibat kerusakan jaringan dan otot setelah terinfeksi Covid-19, dalam perjalanan ski dengan sekelompok temannya di Italia utara pada Februari lalu.

Kasus lainnya menyoroti ayah dua anak dari Wales yang kehilangan ibu jari kirinya dan setengah jari telunjuk setelah ia terjangkit virus Corona.
Baca Juga: Videografis: Pengobatan Pada Anak yang Terinfeksi Covid-19