Para peneliti menyatakan robot tersebut mampu bergerak hampir 4 sentimeter per detik dalam uji coba 70 meter di bawah permukaan laut.
Untuk menguji performa robot di Palung Mariana, tim memasangkannya ke sebuah pendarat yang dijatuhkan ke dasar laut, sekitar 35.000 kaki di bawah permukaan.
Sebuah alat perekam juga dipasang untuk memantau seberapa sukses robot bisa bergerak. Hasilnya, robot dapat bertahan selama sekitar 45 menit.
Setelah pemberat di pendarat dilepaskan, robot akan kembali ke permukaan.
Robot ini tidak akan beroperasi dalam waktu dekat. Menurut Cecilia Laschi, insinyur mesin di National University of Singapore, dan Marcello Calisti, ahli robot di University of Lincoln, robot tersebut masih memiliki beberapa kekurangan.
"Itu masih tidak dapat menahan gangguan yang cukup besar dan dapat dengan mudah tersapu oleh arus bawah air," ucap para peneliti, seperti dikutip dari CNET, Jumat (5/3/2021).
![Ilustrasi laut dalam. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/03/11/78768-laut-dalam.jpg)
Namun, pengembangan robot ini memberikan jalur baru bagi alat berat untuk menjelajahi dan memantau lautan.
Laschi dan Calisti mengatakan bahwa robot lunak mungkin dapat melakukan prosedur yang rumit seperti mengumpulkan spesimen bawah air, tanpa kerusakan atau berenang di antara gerombolan ikan tanpa gangguan.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Badai Luar Angkasa Terdeteksi di Kutub Utara