"Biasanya, ketika patogen berpindah dari zoonosis ke manusia, dibutuhkan beberapa saat untuk mengetahui bagaimana itu menjadi lebih efisien dalam penularan dari manusia ke manusia," tambah Redfield.
Meski begitu, mantan kepala CDC itu tidak mengatakan Covid-19 adalah virus yang direkayasa, hanya bocor dari laboratorium.
"Anggap saja saya memiliki virus Corona. yang sedang saya tangani. Sebagian besar dari kita berada di lab dan mencoba menumbuhkan virus. Kita mencoba membantu membuatnya tumbuh lebih baik sehingga kita dapat melakukan eksperimen," jelas Redfield.
Tetapi beberapa ahli mencatat bahwa genom Covid-19 secara genetik berbeda dari virus Corona lain yang sedang dipelajari di laboratorium Wuhan.
"Virus Covid-19 memiliki beberapa perbedaan kunci dalam gen spesifik relatif terhadap virus Corona yang teridentifikasi sebelumnya. Konstelasi perubahan ini membuatnya tidak mungkin sebagai hasil dari 'pelarian' laboratorium," kata Dr. Adam Lauring, profesor mikrobiologi, imunologi dan penyakit menular di University of Michigan Medical School.
Walau begitu, Dr. Anthony Fauci, direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, menanggapi gagasan Redfield.
![Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Anthony Fauci [AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/12/22672-anthony-fauci.jpg)
Menurutnya, mantan direktur CDC tersebut hanya memberikan pendapat tentang kemungkinan dan ada alternatif lain tentang asal-usul virus yang diyakini oleh sebagian besar orang.