Penerima Vaksin Sinovac dan Pfizer Diperlakukan Lain di Singapura, Ini Bedanya

Kamis, 01 Juli 2021 | 08:30 WIB
Penerima Vaksin Sinovac dan Pfizer Diperlakukan Lain di Singapura, Ini Bedanya
Ilustrasi vaksin Covid-19 (unsplash/@hakannural)

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menambahkan vaksin Sinovac yang dikembangkan China, ke daftar vaksin Covid-19 yang disetujui untuk penggunaan darurat.

Sejak awal pandemi, tim ilmuwan di seluruh dunia berusaha mengembangkan vaksin untuk melawan Covid-19. Saat ini, ada beberapa vaksin yang telah disetujui oleh WHO, salah satunya Pfizer.

Setiap vaksin tentunya memiliki cara kerja yang berbeda. Dilansir dari CGTN, Kamis (1/7/2021), berikut ini hal-hal yang harus diketahui tentang perbedaan antara vaksin Sinovac dan Pfizer:

1. Vaksin Sinovac

Vaksin yang dibuat oleh China ini disebut juga sebagai CoronaVac. Sinovac dikembangkan menggunakan teknologi yang telah digunakan secara tradisional dan terbukti bekerja dengan aman serta efisien pada manusia.

Dalam vaksin ini, partikel dari virus dinonaktifkan dengan menggunakan bahan kimia, kemudian disuntikkan ke dalam tubuh.

Vaksin Sinovac yang bernama CoronaVac digunakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada 21 Juni 2021. [AFP/Mohd Rasfan]
Vaksin Sinovac. [AFP/Mohd Rasfan]

Kondisi ini akan memicu respons kekebalan tubuh manusia yang mencegah seseorang sakit parah ketika tertular Covid-19.

Untuk pemberian vaksin ini, diperlukan dua dosis vaksin dengan jarak 21 hari.

Dari segi efektivitas, para peneliti di negara-negara tempat uji klinis diadakan menemukan hasil yang berbeda.

Baca Juga: Singapura: Warga yang Disuntik Vaksin Sinovac Akan Diperlakukan Khusus

Para ahli di Universitas Chili melaporkan bahwa vaksin itu 56,5 persen efektif dua minggu setelah dosis kedua diberikan.

Sementara, peneliti di Brasil menemukan vaksin Sinovac 62,3 persen efektif setelah dosis kedua dengan interval dosis yang lebih lama.

Sedangkan peneliti di Turki melaporkan kemanjuran vaksin 83,5 persen.

Namun tampaknya, vaksin terbukti lebih efektif saat diberikan dalam kehidupan nyata, bukan pengujian.

Di Indonesia, penelitian yang melibatkan petugas kesehatan yang menerima CoronaVac melaporkan, efektivitas vaksin sebesar 98 persen mampu melindungi petugas medis dari kematian dan 96 persen dari potensi rawat inap setelah tujuh hari penerimaan dosis kedua.

Tetapi, penilaian WHO terhadap Sinovac menempatkan vaksin itu pada efektivitas 51 persen, dalam mencegah munculnya gejala dan 100 persen efektif dalam mencegah potensi rawat inap.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI