Suara.com - Para ilmuwan memperingatkan bahwa cuaca luar angkasa ekstrem seperti badai Matahari bisa menjadi bencana besar bagi kehidupan modern di Bumi.
Matahari selalu menghujani Bumi dengan kabut partikel magnet yang disebut angin Matahari.
Untungnya, magnet Bumi dapat menghalangi sebagian besar angin tersebut sehingga tidak menyebabkan kerusakan.
Namun, para ahli memperingatkan terkadang setiap abad atau lebih, angin itu dapat meningkat menjadi badai Matahari.
Jika badai Matahari terjadi dan mengenai Bumi, hal itu bisa menyebabkan "kiamat internet".
Kondisi ini akan mengakibatkan sebagian besar manusia akan offline selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
![Ilustrasi browsing internet. [Pixabay]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/07/19/o_1ao0khstu3mf1nba1ku3tpj1755a.jpg)
"Saya melihat betapa tidak siapnya dunia menghadapi pandemi saat ini. Tidak ada protokol untuk menanganinya secara efektif dan itu sama dengan ketahanan internet. Infrastruktur kita tidak siap untuk peristiwa Matahari skala besar," kata Sangeetha Abdu Jyothi, asisten profesor di University of California.
Meski begitu, badai Matahari yang ekstrem relatif jarang terjadi.
Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan cuaca luar angkasa ekstrem yang berdampak langsung ke Bumi antara 1,6 persen hingga 12 persen per dekade.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Patung Berhala Mati Berusia 1.600 Tahun
Dalam sejarah baru-baru ini, hanya dua badai yang tercatat, yaitu pada 1859 dan 1921.