Science Film Festival dari Goethe Institut Diharapkan Kemas Sains Jadi Lebih Menarik

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 12 Oktober 2021 | 22:16 WIB
Science Film Festival dari Goethe Institut Diharapkan Kemas Sains Jadi Lebih Menarik
Poster Science Film Festival 2021. [Antara/Goethe Institut]

Suara.com - Science Film Festival, acara tahunan Goethe Institut, diharapkan dapat mengemas tema sains yang kerap dianggap berat dan serius menjadi lebih menarik, kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hilmar Farid.

"Saya berharap Science Film Festival dapat menginspirasi untuk mengangkat tema-tema yang sepintas tampak berat, ilmiah, tapi dengan cara menyenangkan karena tujuan akhir kita adalah memperkuat perangai ilmiah (scientific temper)," kata Hilmar di konferensi pers Science Film Festival, Selasa (12/10/2021).

Lewat festival film sains, diharapkan masyarakat khususnya anak muda memiliki akses untuk menikmati sains tak hanya sebagai bagian dari pelajaran di sekolah, tapi dikemas dalam bentuk hiburan dan menyenangkan.

Festival dalam format daring mulai 12 Oktober hingga 30 November 2021 yang sudah berlangsung dua belas kali di Indonesia mengangkat tema "Kesehatan dan Kesejahteraan", tema yang menurut Hilmar relevan untuk situasi saat ini.

"Bukan cuma kesehatan fisik yang dibicarakan, tapi kesehatan mental, ini tema yang perlu dapat perhatian serius, masuk ke relung penting dalam kehidupan kolektif kita," kata Hilmar.

Dia mengatakan, Kesehatan dan Kesejahteraan merupakan tema yang relevan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Tema yang terambil dari 17 butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, khususnya pada Tujuan 3, sejatinya adalah cita-cita bersama mengenai masa depan yang lebih baik dan lestari.

"Untuk mewujudkannya, kita harus melihat kondisi dunia pada saat ini, memahami peluang perubahan, dan bertindak.”

Festival tahun ini membawa 17 film internasional yang disertai berbagai demonstrasi eksperimen ilmiah. Festival ini hendak secara kreatif mengundang siswa-siswi untuk mengeksplorasi isu-isu kesehatan dan kesejahteraan mental serta menggeluti sains dengan cara yang menyenangkan.

Tema tahun ini merujuk kepada Tujuan 3 dari 17 butir Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera, yang diadopsi oleh PBB pada tahun 2015. Tujuan 3 dari SDGs ingin memastikan kehidupan yang sehat dan mempromosikan kesejahteraan untuk semua pada semua rentang usia, yang sangat penting untuk pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Menambah Wawasan, Ini 5 Serial Sains Wajib Tonton di Netflix

Tema yang diangkat dalam Science Film Festival 2021 relevan dengan situasi dunia dewasa ini, ketika krisis kesehatan yang luar biasa telah menimbulkan guncangan ekonomi secara global dan menjungkirbalikkan kehidupan miliaran orang.

Direktur Regional Goethe-Institut untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru, Dr. Stefan Dreyer, mengatakan isu kesehatan dan kesejahteraan kian penting pada masa ini dan kelak setelah pandemi berakhir.

"Sebab itulah, pembahasan isu-isu ini secara terbuka menjadi penting pada masa sekarang, dan mengapa Science Film Festival 2021 mengarahkan fokusnya kepada sains kesehatan dan kesejahteraan melalui sejumlah film internasional terpilih mengenai topik-topik itu dan topik-topik sains lainnya. Kemajuan dan pembangunan takkan mungkin tanpa sains,” kata Stefan.

Festival tahun ini didukung oleh sejumlah mitra utama, yakni Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kedutaan Besar Republik Federal Jerman; inisiatif “Sekolah: Mitra menuju Masa Depan” (PASCH); Bildungskooperation Deutsch (BKD); SEAMEO STEM-ED; Universitas Paramadina; dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko, mengatakan universitas memiliki peran penting dan sentral untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk mewujudkan cita-cita bersama masa depan yang lebih baik dan lestari.

"Kolaborasi tidak selalu akademik, tapi bisa juga berbau hiburan seperti film, ini soal diplomasi budaya, penting untuk membangun kesadaran dan pengetahuan yang berujung kepada tindakan, di mana dunia kampus harus berperan aktif dalam proses penyadaran," kata Agustinus.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

REKOMENDASI

TERKINI