Science Film Festival dari Goethe Institut Diharapkan Kemas Sains Jadi Lebih Menarik

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 12 Oktober 2021 | 22:16 WIB
Science Film Festival dari Goethe Institut Diharapkan Kemas Sains Jadi Lebih Menarik
Poster Science Film Festival 2021. [Antara/Goethe Institut]

Science Film Festival 2021 di Indonesia akan memutar 17 film dari Afrika Selatan, Belanda, Brazil, Jerman, Portugal, dan Thailand yang telah disulihsuarakan ke dalam bahasa Indonesia.

Kategori film-film terpilih adalah sebagai berikut: edutainment keluarga; ilmu pengetahuan alam, ilmu hayati & teknologi; film pendek non-verbal & sains.

Film-film terpilih itu dijadwalkan diputar secara bergantian lewat platform Zoom kepada siswa-siswi dari 166 sekolah di berbagai kabupaten/kota, antara lain di: Aceh, Bangkalan, Bintuni, Flores Timur, Jakarta, Jayapura, Karo, Kuningan, Lembata, Medan, Payakumbuh, Pulang Pisau, Semarang, Surabaya, Soe, Sorong, Toraja, Waikabubak, Waingapu, Yogyakarta, dan masih banyak lagi. Selain itu, film-film tersebut juga akan ditayangkan di 3 pusat sains dan 6 komunitas.

Dari ke-17 film, Knietzsche and Health (2020) dari Jerman yang disutradarai oleh Anja von Kampen adalah salah satu yang mengangkat isu kesehatan.
Dalam film animasi berdurasi 3 menit itu, seorang filsuf muda bernama Knietzsche bercerita tentang pentingnya kesehatan: sistem kesehatan tubuh manusia harus bekerja dengan tepat, seperti jam, agar kehidupan kita berjalan tanpa kendala.

“Tahun lalu merupakan pertama kalinya Science Film Festival di Indonesia berlangsung virtual karena pandemi. Meski berjalan secara virtual untuk kedua kalinya, antusiasme sekolah untuk berpartisipasi dalam festival tahun ini meningkat dibandingkan tahun lalu, dari yang sebelumnya hanya 24 kota menjadi 52 kota di 2021. Science Film Festival tetap berkomitmen memfasilitasi akses kepada komunikasi, edukasi, dan pertukaran budaya sains secara berkualitas di masa sulit ini,” ujar Manajer Science Film Festival Indonesia Elizabeth Soegiharto.

Sejak diluncurkan di Thailand pada 2005, Science Film Festival konsisten mempromosikan literasi sains kepada pemuda di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Amerika Latin, dan Timur Tengah melalui komunikasi berbasis pengetahuan yang menghibur. Science Film Festival diperkenalkan dan diadakan di Indonesia pada tahun 2010 seiring dengan upaya ekspansi regional festival pada masa itu.

Seiring perjalanan waktu, festival ini telah mengukuhkan diri sebagai yang terbesar di dunia untuk jenisnya, dengan lebih dari 800.000 penonton di 28 negara selama edisi tahun 2020, termasuk 14.415 pengunjung di Indonesia. Festival tahun ini diselenggarakan secara internasional di 23 negara. [Antara]

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

REKOMENDASI

TERKINI