4. 29 November – Konjungsi Superior Merkurius
![Fenomena astronomis, Konjungsi Superior Merkurius. [LAPAN]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/21/30479-fenomena-astronomis-konjungsi-superior-merkurius.jpg)
Konjungsi superior adalah konfigurasi yang berlaku khusus pada Merkurius dan Venus, yakni ketika Merkurius, Matahari, dan Bumi terletak pada satu garis lurus dan Merkurius membelakangi Matahari.
Konjungsi superior ini menandai pergantian ketampakan Merkurius yang semula ketika fajar menjadi senja. Fenomena ini terjadi pada pukul 12.05 WIB, 13.05 WITA, atau 14.05 WIT.
5. 29 November – Nadir Ka’bah (Ketika Matahari Tepat di Bawah Ka’bah)
Nadir Ka’bah adalah fenomena astronomis ketika Matahari berada tepat di nadir atau titik terbawah saat tengah malam bagi pengamat yang berlokasi di Ka’bah.
Dikarenakan bentuk Bumi yang bulat, maka Matahari akan berada tepat di atas titik antipode Ka’bah (titik yang terletak di belahan Bumi yang berlawanan terhadap Ka’bah) ketika tengah hari.
Sehingga, ujung bayangan Matahari yang mengalami pagi, siang, dan sore akan mengarah ke kiblat.
Fenomena ini berlangsung dua kali dalam setahun. Untuk tahun ini sudah terjadi pada 13 Januari pukul 00.29 Waktu Arab Saudi atau 06.29 WIT dan akan terjadi kembali pada 29 November pukul 00.09 Waktu Arab Saudi atau 06.09 WIT.
![Fenomena astronomis, Nadir Ka’bah. [LAPAN]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/11/21/62138-fenomena-astronomis-nadir-kabah.jpg)
Penggunaan Nadir Ka’bah dalam meluruskan arah kiblat hanya dapat digunakan bagi wilayah ketika Matahari berada di atas ufuk, yakni Provinsi Maluku (kecuali Pulau Buru), Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua, Timor Leste (kecuali distrik Oecussi), Papua Nugini, Selandia Baru, sebagian besar Australia, negara-negara di Oseania, Amerika Serikat, sebagian besar Kanada, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan.
Baca Juga: Matahari Terbit Lebih Cepat di Indonesia, Berikut Penjelasan LAPAN dan Daftar Kotanya