5 Skenario Serangan Siber dan Cara Samsung Lindungi Smartphone-mu

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 21 November 2021 | 16:37 WIB
5 Skenario Serangan Siber dan Cara Samsung Lindungi Smartphone-mu
Sistem keamanan Samsung. [Samsung Indonesia]

Suara.com - Perusahaan keamanan siber, IronNet, melaporkan bahwa serangan siber telah meningkat sebanyak 168 persen antara Mei 2020 dan Mei 2021.

Serangan terhadap smartphone menjadi salah satu ancaman keamanan siber terbesar di kawasan Asia Pasifik.

Samsung berkomitmen untuk menjaga pengguna agar tetap aman dan terlindungi, dengan Samsung
Knox memberikan perlindungan menyeluruh.

Dilansir dalam keterangan resmi, Minggu (21/11/2021), berikut lima skenario potensi serangan siber yang dapat terjadi ketika keamanan perangkat Anda terganggu dan bagaimana kerja Samsung Knox melindungi Anda dari ancaman ini:

Skenario 1 Serangan Siber: Akses backdoor tanpa persetujuan

Di luar Samsung, pengembang secara rutin membuat backdoor atau "pintu rahasia" untuk aplikasi
dan sistem operasi (OS) seluler, sehingga mereka dapat memperoleh akses yang mudah saat perlu melakukan troubleshooting.

Sistem keamanan Samsung, Secure Folder. [Samsung Indonesia]
Sistem keamanan Samsung, Secure Folder. [Samsung Indonesia]

Namun, peretas dapat menemukan backdoor ini, yang biasanya melompati satu atau semua pengaman siber pada perangkat yang dimaksud.

Untuk mencegah akses backdoor tanpa persetujuan, jangan mengunduh aplikasi tidak resmi atau
tidak sah.

Mengunduh perangkat lunak selain yang dipasang pabrikan sejak awal untuk mendapatkan akses penuh ke sistem operasi perangkat, juga dapat mengundang malware atau spyware yang mengarah ke akses backdoor tanpa persetujuan.

Baca Juga: Segera Rilis, Begini Spesifikasi Samsung Galaxy A13 5G

Samsung merancang, membuat, dan memvalidasi setiap chip komputer, setiap kabel, dan setiap komponen perangkat keras sebelum menggunakannya.

Sehingga dapat memastikan rantai pasokan aman yang mencegah akses backdoor tanpa persetujuan di perangkat.

Skenario 2 Serangan Cyber: Password yang bocor, lemah, atau dipakai ulang

Seiring perkembangan jaman, kita terus membuat akun baru untuk berbagai layanan digital.

Tanpa disadari, hal ini menyediakan lebih banyak jalan untuk dieksploitasi oleh peretas.

Seperti yang ditemukan oleh IBM di survei Agustus 2021, 86 persen konsumen di Asia Pasifik mengakui
bahwa mereka menggunakan kembali password yang sama di beberapa akun online.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI