Musim Hujan Masih Lanjut Meski Sudah Bulan Maret, Ada Apa?

Dicky Prastya Suara.Com
Minggu, 03 Maret 2024 | 12:47 WIB
Musim Hujan Masih Lanjut Meski Sudah Bulan Maret, Ada Apa?
Pengendara motor nelintas saat hujan lebat di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (3/3/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ahli klimatologis dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin mengungkapkan kalau musim hujan mengalami perpanjangan di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.

Pasalnya, bulan Maret adalah momen untuk pergantian ke musim kemarau. Namun musim hujan masih terus berlanjut hingga awal bulan ini.

"Sudah masuk awal Maret, namun musim hujan belum ada tanda-tanda berakhir. Fix, musim hujan mengalami perpanjangan di Jawa," katanya dalam akun Twitter alias X @EYulihastin, dikutip Minggu (3/3/2024).

Erma menerangkan, hujan persisten yang turun dengan intensitas sedang bahkan ekstrem di Jawa tidak dipengaruhi oleh aktivitas gelombang atmosfer. Sebab selama Februari kemarin, tidak ada bukti penjalaran kelembapan dari arah timur maupun barat menuju Jawa.

Ia juga membantah kalau hujan bulan ini terjadi karena adanya konvergensi angin skala luas yang umumnya dibentuk dari garis Intertropical Convergence Zone (ITCZ) atau daerah konvergensi antar-tropis.

"Artinya tidak ada faktor global dan remote forcing yang berperan signifikan dalam pembentukan hujan," imbuhnya.

Erma lalu menjelaskan kalau hujan yang masih terjadi pada Maret ini karena fenomena forcing local yang berasal dari memanasnya suhu permukaan laut, baik di Laut Jawa maupun Samudra Hindia selatan Jawa.

"Pemanasan suhu permukaan laut berperan penting dalam menciptakan "Oceanic Convection System" yang masif dan akseleratif," bebernya.

"Dalam kondisi angin dari utara yang mengalami penguatan, sistem konveksi yang masif dan terjadi meluas di laut dapat dengan cepat masuk ke darat dan bergabung dengan konveksi di atas darat efek orogragfis. Inilah yang membuat hujan jadi meluas bahkan ekstrem," sambungnya lagi.

Baca Juga: Prabowo Ingin Olah Singkong Jadi Bensin, BRIN: Singkong Masih Impor!

Erma menjabarkan, menaburkan garam di atas lautan justru makin memperparah dan mempercepat sistem hujan yang terbentuk di atas laut. Sebab konveksi laut dapat terbentuk setiap hari oleh pemanasan suhu muka laut.

Maka dari itu, ia menyarankan pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya dalam mengatasi hujan ekstrem yang terjadi bulan ini.

"Lakukan yang terbaik yang bisa kita kontrol yaitu usaha untuk memperbaiki sistem drainase, menambah jumlah penampungan air, membuat dan meningkatkan sistem peringatan dini, dll. Modifikasi cuaca termasuk bagian dari usaha yang dampaknya di luar kontrol kita," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI