Suara.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Budi Arie Setiadi menanggapi soal fenomena kebocoran data yang kerap kali terjadi di Indonesia beberapa waktu belakangan.
Menkominfo menilai kalau hacker selaku peretas justru bukanlah sosok pahlawan. Dia justru meminta masyarakat untuk tidak memaki-maki pemerintah.
"Dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan kepada teman-teman media, bahwa hacker itu bukan pahlawan. Kalau ada kebocoran data, jangan kalian maki-maki (Pemerintah)," kata Budi Arie saat ditemui di acara Grand Opening BDDC JST1 yang digelar di Jatinegara, Jakarta (9/10/2024).
Ia berpesan kepada warga agar sebaiknya mencecar sang pelaku peretasan. Sebab kasus hacker ini berdampak pada fasilitas umum.
"Harus diiniin (maki-maki) yang melakukannya dong. Untuk apa motifnya? Apalagi fasilitas umum," tambah dia.
Budi Arie juga meminta kepada siapapun pengelola data, termasuk pemerintah, untuk memperkuat keamanan siber sebagai bagian dari mitigasi kebocoran data.
"Ya mitigasi kita harus perkuat. Cybersecurity kita," pungkasnya.
Diketahui insiden kebocoran data kembali terjadi di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (DJP Kemenkeu) bulan lalu. Hacker yang mengaku Bjorka itu mengaku membocorkan 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
Selain NPWP, data yang juga dibocorkan mencakup Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat, nomor handphone, email, dan data-data lainnya. Hacker menjual data tersebut senilai Rp 150 juta.
Baca Juga: Kaya Raya dari Bisnis Haram: Mengulik Cara Kerja Promotor Judi Online