Serangga menggunakan cahaya untuk menentukan mana yang “atas” dan “bawah”.
Dalam lingkungan alami, langit malam selalu lebih terang dibandingkan tanah, sehingga serangga secara naluriah mengarahkan punggungnya ke arah langit.
Ini dikenal sebagai respons cahaya punggung.
Namun, ketika mereka melihat lampu buatan yang terang, mereka menjadi bingung.
Lampu tersebut tampak seperti “langit kecil” yang muncul di dekat mereka, sehingga serangga kehilangan orientasi dan akhirnya berputar-putar di sekitar lampu.
Bukti Baru, Solusi Baru
Penelitian ini bukan hanya soal menjelaskan perilaku serangga, tapi juga bisa membantu kota-kota mengurangi dampak negatif pencahayaan buatan terhadap populasi serangga.
“Pengurangan cahaya yang terang, tidak terlindungi, dan menghadap ke atas dapat membantu mengurangi gangguan terhadap serangga malam,” kata para peneliti.
Mengapa ini penting? Karena serangga, terutama ngengat, memainkan peran penting dalam ekosistem sebagai penyerbuk tanaman dan sumber makanan bagi hewan lain.
Baca Juga: Cerita 4 Perempuan Peneliti Hadirkan Solusi dari Tantangan Dunia Melalui Sains
Polusi cahaya yang tidak terkendali dapat mengganggu keseimbangan ekosistem tersebut.
Jadi, lain kali saat kamu melihat serangga berkerumun di sekitar lampu, ingatlah bahwa mereka bukan sekadar tertarik pada cahaya, melainkan sedang mencari arah!
Bagaimana menurutmu? Haruskah kita mulai memikirkan lampu ramah serangga di kota-kota kita?