Meskipun AI menawarkan banyak manfaat, ada kendala yang perlu diwaspadai, seperti kecenderungan "halusinasi AI"—di mana AI memberikan informasi yang tidak akurat atau kurang relevan. Hal ini menuntut peran editor manusia untuk memeriksa fakta dan menjaga kredibilitas konten.
"Kita sebagai manusia tetap memegang kendali. Jadi, tetap kita yang memberi prompt," kata Eva.
Selain itu, keamanan data menjadi isu utama. Dengan AI yang mengandalkan data pembaca untuk personalisasi, penting bagi perusahaan media untuk memastikan bahwa data pribadi pengguna dilindungi dari penyalahgunaan.
Integrasi AI dalam jurnalistik tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga memperkaya pengalaman pembaca. Teknologi ini memungkinkan ruang redaksi untuk mempercepat produksi berita, memperluas audiens, dan menciptakan keterlibatan yang lebih personal. Namun, peran manusia tetap krusial dalam mengarahkan, mengawasi, dan memastikan akurasi konten yang dihasilkan AI.
Dengan memanfaatkan potensi AI secara bijak, industri jurnalistik dapat terus berkembang untuk memenuhi kebutuhan pembaca yang semakin dinamis. AI bukan pengganti jurnalis, melainkan mitra yang memperkuat dan melengkapi kemampuan manusia dalam menyampaikan informasi.