Bangsa Romawi menduduki kota perbatasan dan menghadapi taktik musuh yang mengejutkan mereka. Bangsa Sassaniyah dengan cerdik menggali terowongan di bawah tembok luar kota.
Hal itu mendorong bangsa Romawi untuk menanggapi dengan ranjau balasan mereka sendiri.
Ketika pasukan lawan akhirnya bertabrakan, orang-orang Sasania telah menyiapkan kejutan yang menghancurkan. Mereka menyalakan tungku berisi ter dan belerang.
Hal itu menciptakan awan sulfur dioksida yang mematikan. Di dalam ruang terbatas, awan beracun ini menyebabkan batuk, sensasi terbakar, sesak napas, dan edema paru.
Akhirnya, awan itu menjadi perangkap kematian bagi tentara Romawi yang menyerang, yang berakhir dengan tragedi.
Kondisi kacau akibat kepanikan, kegelapan, dan klaustrofobia menghalangi pasukan Romawi untuk mundur secara terorganisasi.
Serangan gas itu sendiri dilaporkan telah merenggut nyawa 20 prajurit. Itu menjadikannya kasus perang kimia paling awal yang terdokumentasi dalam sejarah.
Sayangnya, kita tidak tahu banyak tentang pengepungan atau akibatnya. Meskipun tulisan-tulisan Romawi tampaknya mendokumentasikan semacam serangan kimia, hal itu tidak pasti di luar itu. Para sejarawan hampir yakin bahwa kejutan Sassaniyah adalah langkah perintis dalam perang, tapi kita tidak akan pernah yakin.
10. Karya Titus Livius
Baca Juga: Penemuan Jimat Kuno Ubah Pemahaman Sejarah Awal Kekristenan di Eropa
Roma merupakan salah satu budaya kuno yang paling banyak didokumentasikan. Berkat komitmen mereka terhadap pencatatan, para sejarawan yang tekun mencatat sejarah mereka dengan sangat rinci.
Salah satu sejarawan tersebut adalah Titus Livius, yang juga dikenal sebagai Livy. Ia memulai tugas monumental menulis karya setebal 142 jilid yang berjudul Ab Urbe Condita, atau Dari Pendirian Kota .
Kronik yang mengesankan ini mencakup sejarah Roma dari awal mulanya yang sederhana sebagai kerajaan hingga era republik dan mencakup rentang waktu 500 tahun. Kronik ini bahkan berlanjut hingga transformasinya menjadi kekaisaran selama masa hidup Livy.
Akan tetapi, meskipun karya Livy menyoroti periode yang kurang dikenal seperti Kerajaan Romawi, banyak di antaranya telah hilang seiring waktu.
Dari 142 volume, hanya 35 yang berhasil ditemukan kembali secara utuh. Namun ironisnya, hasrat Livy untuk mendokumentasikan secara ekstensif mendorong orang lain untuk membuat versi ringkas dari buku-bukunya.
Yang paling terkenal di antaranya adalah The Periochae. Karya tersebut akhirnya melampaui popularitas karya asli Livy karena aksesibilitasnya. Dalam beberapa hal, karya tersebut merupakan versi asli dari Cliffs Notes!