Cara Menyimpan Kripto Aman

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 22 Maret 2025 | 13:47 WIB
Cara Menyimpan Kripto Aman
Cara Menyimpan Kripto Aman. [Pexels]

Suara.com - Meraknya penggunaan kripto di era digital seiring pencurian lewat serangan siber.

Beberapa bulan yang lalu menjadi hari yang suram bagi pasar kripto karena mengalami pencurian terbesar dalam sejarahnya.

Para penyerang membawa kabur sekitar 1,5 miliar Dolar AS atau setara dengan Rp 24,78540 triliun dari Bybit, bursa kripto terbesar kedua di dunia.

Para ahli menyebutnya sebagai pencurian terbesar dari apa pun sepanjang masa.

Insiden tersebut menggarisbawahi kelemahan mendasar dalam ekosistem kripto modern, dan menyajikan beberapa pelajaran berharga bagi pengguna reguler.

FBI secara resmi telah menetapkan kelompok Korea Utara dengan nama sandi TraderTraitor sebagai pelaku.

Cara Menyimpan Kripto Aman. [Pexels]
Cara Menyimpan Kripto Aman. [Pexels]

Dalam lingkaran keamanan informasi, kelompok ini juga dikenal sebagai Lazarus, APT38, atau BlueNoroff.

Gaya khasnya adalah serangan yang terus-menerus, canggih, dan berkelanjutan di bidang aset kripto, yakni dengan meretas pengembang dompet, merampok bursa kripto, mencuri dari pengguna reguler, dan bahkan membuat permainan palsu.

Sebelum serangan Bybit, catatan kelompok tersebut adalah pencurian 540 juta Dolar AS atau senilai Rp8,92 triliun dari blockchain Ronin Networks, yang dibuat untuk gim Axie Infinity.

Baca Juga: Pasca FOMC, Bitcoin Bertahan di Atas 80.000 Dolar AS

Dalam serangan tahun 2022 itu, peretas menginfeksi komputer salah satu pengembang gim tersebut menggunakan tawaran pekerjaan palsu dalam berkas PDF yang terinfeksi.

Teknik rekayasa sosial ini masih menjadi senjata kelompok tersebut hingga hari ini.

Pada bulan Mei 2024, kelompok tersebut berhasil merampas lebih dari 300 juta Dolar AS atau kisaran Rp4,95 triliun dari bursa kripto Jepang DMM Bitcoin, yang kemudian bangkrut sebagai akibatnya.

Sebelumnya, pada tahun 2020, lebih dari 275 juta Dolar AS atau senilai Rp4,54 triliun telah dicuri dari bursa kripto KuCoin, dengan "kunci pribadi yang bocor" untuk hot wallet yang disebut sebagai alasannya.

Lazarus telah mengasah taktik pencurian aset kripto selama lebih dari satu dekade.

Pada tahun 2018, Kaspersky menulis tentang serangkaian serangan terhadap bank dan bursa kripto menggunakan aplikasi perdagangan aset kripto yang terinfeksi Trojan sebagai bagian dari Operasi
AppleJeus.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI