Tak hanya itu, Anita Wahid juga menyenggol pihak-pihak yang dinilai masih menyangkal jika Indonesia saat ini tidak memiliki indikasi untuk mengarah ke Orde Baru.
"Tapi tentu saja, kalau kita dipaksa dan diteror untuk berhenti bicara, biasanya malah kita nggak akan berhenti bicara bukan? Paling nggak itu yang diajarin Gus Dur kepada kami. Nah, jaman Orba, teror-teror kayak gini real banget. Gue jelas menerima, anggota keluarga gue yang lainnya juga menerima. Jaman sekarang, teror-teror kayak gini itu juga real banget, bentuknya juga macem-macem. Jadi yang mau gue bilang sama kalian, yang masih bilang bahwa kita nggak akan balik lagi ke Orde Baru, kita nggak akan mengarah ke sana, really? Please deh," pungkasnya.
Unggahan yang disukai sebanyak lebih dari 32.000 kali oleh sesama pengguna X itu pun menuai beragam komentar.
"Sebenarnya dari jaman paspres itu bau Orde Barunya udah kecium banget. Pas kepilih mereka berdua makin menjadi, suasananya semakin seperti Orde Baru. Mencekam, anarkisme, dan keegoisan pemerintah ke sipil," komentar @simp******
"Dulu keluarga Gus Dur diteror, sekarang jurnalis Tempo yang kena. Ini bukan kebetulan, tapi pola yang terus berulang. Pertanyaannya, sampai kapan kalian yang menganggap ini sepele tetap tutup mata dan telinga? Jangan tunggu sampai kebebasan kita benar-benar hilang baru nyesal," tulis @lly****
"Di zaman keterbukaan teknologi ini justru bertambah lagi terornya, yaitu sabotase dan hack akun-akun yang kritis terhadap pemerintahan," timpal @faro*****
"Pengalaman pribadi masa Orde Baru seperti ini sangat baik diceritakan secara lisan untuk masyarakat, khususnya generasi yang tidak mengalami Orde Baru, untuk mengimbangi propaganda medsos di tengah minat baca yang kecil," tambah @prase*******
"Nah tuh, dari salah satu keluara yang merasakan langsung Orde Baru udah speak up, tinggal gimana tanggapan aja nih," sambung @mkari*******
Baca Juga: Soal Teror Kepala Babi dan Tikus di Kantor Tempo, Istana Jamin Tak Ada Sensor atau Bredel