Suara.com - Beberapa waktu belakangan ini, ekonomi dunia tengah mengalami tidakpastian karena berbagai faktor salah satunya disebabkan oleh tarif Amerika Serikat (AS), peristiwa geopolitik, atau gangguan pasar lainnya.
Kondisi ini dinilai Roman Dedenok, Pakar Keamanan di Kaspersky Threat Research, dapat berisiko untuk meningkatkan penipuan, seperti yang umum terjadi dalam lingkungan keuangan yang tidak stabil.
Pelaku kejahatan mungkin mencari cara untuk mengeksploitasi situasi di beberapa area utama.
Pertama, penipuan belanja daring kemungkinan meningkat karena penipu memanfaatkan peningkatan permintaan barang yang diperkirakan akan menjadi lebih mahal.
Mereka mungkin membuat situs web palsu yang meyakinkan atau mengirim email penipuan canggih yang mempromosikan "diskon pra-tarif."
Konsumen yang tergesa untuk mendapatkan harga lebih rendah, dapat secara tidak sadar memberikan informasi keuangan kepada operator penipu.
![Ilustrasi, Pakar Keamanan Siber Ungkap Risiko Terkait Situasi Tarif AS, Sabtu (22/4/2025). [Pexels]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/22/18652-ilustrasi-pakar-keamanan-siber-ungkap-risiko-terkait-situasi-tarif-as.jpg)
Hal ini kemudian dapat menyebabkan kerugian finansial atau pencurian identitas.
Kedua, gangguan rantai pasokan dapat memaksa bisnis dan konsumen untuk segera mencari pemasok alternatif, sering kali dengan proses pemeriksaan yang kurang ketat.
Hal ini menciptakan peluang bagi produk palsu untuk memasuki pasar, termasuk contoh-contoh ketika penjahat dunia maya menyematkan malware di perangkat palsu.
Baca Juga: Cara CEO Apple Tim Cook Rayu Donald Trump, Sukses Bujuk Harga iPhone Tak Makin Mahal
"Kekhawatiran ini baru-baru ini disorot oleh penemuan Kaspersky tentang varian canggih dari Trojan Triada yang sudah terpasang sebelumnya pada ponsel pintar Android palsu yang dijual melalui pengecer yang tidak sah," katanya.
Beroperasi pada level firmware, dia menambahkan, malware ini memberi penyerang kendali penuh atas perangkat.
Kemudian, memungkinkan pencurian aset kripto, pembajakan akun media sosial, dan pengalihan panggilan tidak sah.
"Hal ini menggarisbawahi risiko serius yang ditimbulkan oleh rantai pasokan yang disusupi," ucap Roman Dedenok, dalam keterangan resminya, Selasa (22/4/2025).
Ketiga, volatilitas pasar membuka pintu bagi penipuan investasi.
Penipu dapat menyamar sebagai lembaga keuangan sah, menjanjikan keuntungan tinggi yang "terjamin" berdasarkan pengetahuan orang dalam.