Suara.com - Fortinet, salah satu perusahaan keamanan siber yang mendorong konvergensi antara jaringan dan keamanan, mengumumkan temuan dari Global 2025 State of Operational Technology and Cybersecurity Report.
Laporan tersebut memperlihatkan kondisi terkini keamanan siber pada teknologi operasional (OT / Operational Technology) dan menyoroti peluang peningkatan berkelanjutan bagi organisasi untuk mengamankan lanskap ancaman TI/OT yang terus berkembang.
Selain tren dan wawasan yang memengaruhi organisasi OT, laporan ini juga menawarkan praktik terbaik untuk membantu tim keamanan TI dan OT dalam melindungi sistem siber-fisik mereka dengan lebih baik.
“Organisasi kini semakin serius menangani keamanan OT. Kami melihat tren ini tercermin dari peningkatan signifikan terkait penugasan tanggung jawab risiko OT kepada jajaran eksekutif, disertai dengan semakin banyak organisasi yang melaporkan peningkatan tingkat kematangan keamanan OT mereka,” jelas ujar Nirav Shah, Senior Vice President, Products and Solutions di Fortinet.
Sejalan dengan tren ini, Menurutnya, perlu melihat penurunan dampak intrusi pada organisasi yang memprioritaskan keamanan OT.
"Semua pihak, mulai dari jajaran eksekutif hingga seluruh tim, harus berkomitmen melindungi sistem OT yang sensitif dan mengalokasikan sumber daya yang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan operasi kritis mereka," dia menerangkan dalam keterangan resminya, Senin (14/7/2025).
Terjadi peningkatan signifikan dalam tren global perusahaan yang berencana mengintegrasikan keamanan siber di bawah CISO atau eksekutif lainnya.
Seiring tanggung jawab yang kini berpindah ke jajaran pimpinan, keamanan OT kini diangkat menjadi isu strategis di level dewan direksi.
Pemimpin internal utama yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan keamanan siber OT sekarang semakin didominasi oleh CISO/CSO (Chief Information Security Officer/Chief Security Officer).
Baca Juga: Ancaman Siber Peniru ChatGPT Melonjak 115 Persen di Awal 2025, UMKM Makin Jadi Sasaran
Saat ini, lebih dari separuh (52 persen) organisasi melaporkan bahwa CISO/CSO bertanggung jawab atas OT, yang naik dari 16 persen pada 2022.
Untuk seluruh peran di jajaran dewan eksekutif, angka ini melonjak menjadi 95 persen.
Selain itu, jumlah organisasi yang berencana memindahkan keamanan siber OT di bawah CISO dalam 12 bulan ke depan meningkat dari 60 persen menjadi 80 persen pada 2025.
Tingkat kematangan keamanan OT yang dilaporkan sendiri menunjukkan kemajuan yang signifikan tahun ini.
Pada Level 1 dasar, sebesar 26 persen organisasi melaporkan telah membangun visibilitas dan menerapkan segmentasi, naik dari 20 persen pada tahun sebelumnya.
Jumlah organisasi terbesar menyatakan tingkat kematangan keamanan mereka berada pada fase Level 2, yaitu tahap akses dan profil.
Laporan ini juga menemukan adanya korelasi antara tingkat kematangan dan serangan.