Apa Itu Sound Horeg: Fenomena Audio 'Mengguncang' yang Viral dan Penuh Kontroversi

Agung Pratnyawan Suara.Com
Kamis, 24 Juli 2025 | 15:01 WIB
Apa Itu Sound Horeg: Fenomena Audio 'Mengguncang' yang Viral dan Penuh Kontroversi
Ilustrasi truk sound horeg. [AI Imagen 4]

Suara.com - Apa itu sound horeg yang sedang ramai jadi perbincangan, kenapa sampai memicu pro-kontra? 

Anda mungkin pernah melihat video di TikTok atau Instagram yang menampilkan barisan speaker raksasa di atas truk, memutar musik jedag-jedug dengan bass yang begitu kuat hingga membuat jendela rumah bergetar dan genteng berjatuhan.

Itulah gambaran singkat dari fenomena yang dikenal sebagai sound horeg yang sedang jadi sorotan belakangan ini.

Jauh dari sekadar sound system hajatan biasa, horeg telah menjadi subkultur, ajang adu gengsi, sekaligus sumber kontroversi panas di berbagai daerah.

Lantas, apa sebenarnya sound horeg itu, dari mana istilah unik ini berasal, dan mengapa fenomena ini menjadi sorotan tajam hingga memicu perdebatan sengit di masyarakat?

Apa Itu Sound Horeg? Lebih dari Sekadar Sound System Biasa

Sound Horeg. [Instagram/faskhosengoxoriginal_real]
Sound Horeg. [Instagram/faskhosengoxoriginal_real]

Secara harfiah, sound horeg adalah sebuah sistem tata suara rakitan berdaya sangat tinggi yang dirancang untuk menghasilkan suara dengan volume ekstrem, terutama pada frekuensi rendah (bass).

Tujuannya bukan lagi agar musik sekadar terdengar, melainkan dapat dirasakan secara fisik. Dentuman bass yang dihasilkannya mampu menciptakan getaran hebat pada benda-benda di sekitarnya, mulai dari tanah, bangunan, hingga tubuh manusia.

Fenomena ini identik dengan parade atau karnaval, di mana jajaran sound system diangkut menggunakan truk atau mobil pick-up dan diarak keliling.

Baca Juga: Ketimbang Sound Horeg, Ini 7 Rekomendasi Sound System Hajatan Terbaik yang Lebih Ramah di Kuping

Musik yang diputar pun spesifik, biasanya berupa lagu-lagu remix dangdut koplo, DJ, atau house music dengan tempo cepat dan bass yang dominan, menciptakan efek audio-visual yang menghentak.

Menguak Asal Usul Kata “Horeg”

Istilah "horeg" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang memiliki arti "bergerak", "bergetar", "berguncang", atau "goyah".

Kata ini secara sempurna mendeskripsikan efek yang ditimbulkan oleh dentuman bass dari sound system masif tersebut.

Komunitas penggemar dan pemilik sound system di Jawa Timur, yang menjadi episentrum fenomena ini, kemudian mengadopsi istilah tersebut karena dinilai paling tepat untuk menggambarkan sensasi yang menjadi tujuan utama mereka: membuat segalanya bergetar hebat.

Sejarahnya sendiri berakar dari tradisi hiburan rakyat di pedesaan, khususnya di Jawa Timur, sejak era 2000-an yang menggunakan pengeras suara untuk acara hajatan.

Fenomena ini mulai mencuat dan menjadi parade besar di Malang sekitar tahun 2014, dan popularitasnya meledak pasca-pandemi COVID-19 seiring kerinduan masyarakat akan hiburan massal.

Mengapa Fenomena Sound Horeg Jadi Sorotan?

Ilustrasil Sound Horeg. [Dok. Antara]
Ilustrasil Sound Horeg. [Dok. Antara]

Popularitas sound horeg yang meroket tak lepas dari beberapa faktor kunci, yang sekaligus menjadikannya pusat perhatian dan kontroversi.

1. Viral di Media Sosial

Klip video yang menunjukkan kekuatan destruktif sound horeg—seperti kaca jendela yang pecah atau warga yang panik menjadi konten yang sangat viral di platform seperti TikTok dan YouTube.

Efek dramatis ini menarik jutaan penonton dan membuat istilah "horeg" dikenal luas bahkan di luar komunitasnya.

2. Komunitas, Gengsi, dan Ekonomi Kreatif

Sound horeg telah melahirkan sebuah subkultur yang kuat. Bagi para pemiliknya, membangun sound system terbaik adalah soal gengsi dan kebanggaan.

Ajang "battle sound" atau adu keras suara menjadi kompetisi bergengsi. Di sisi lain, fenomena ini juga menggerakkan roda ekonomi.

Terdapat setidaknya 15.000 pelaku usaha rental sound system di seluruh Jawa Timur, yang menjadikan ini sebagai mata pencaharian utama. Tarif sewa untuk satu acara bahkan bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah.

3. Kontroversi dan Dampak Meresahkan

Di sinilah letak sorotan utamanya. Kekuatan suara yang tak terkendali seringkali menimbulkan dampak negatif yang signifikan.

Banyak laporan warga mengenai kerusakan properti seperti dinding retak dan genteng rontok. Selain itu, kebisingan ekstrem ini dianggap mengganggu ketertiban umum, terutama bagi warga yang sakit, lansia, dan anak-anak.

"Pertimbangannya mengganggu kenyamanan masyarakat," tegas Kabag Ops Polresta Malang Kota, Kompol Wiwin Rusli, saat menjelaskan alasan pelarangan di wilayahnya.

4. Regulasi dan Fatwa

Akibat keresahan yang meluas, respons dari aparat dan tokoh masyarakat pun bermunculan. Polresta Malang Kota secara resmi melarang total kegiatan sound horeg di wilayahnya.

Puncaknya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur mengeluarkan fatwa yang mengharamkan penggunaan sound horeg jika volumenya melampaui batas, menimbulkan gangguan, atau disertai unsur maksiat.

Fatwa ini memicu perdebatan lebih lanjut antara pihak yang merasa terganggu dan para pelaku usaha yang khawatir kehilangan pekerjaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI