Tarikan gravitasi ini secara halus dapat mengubah kecepatan rotasi Bumi. Pada Juli dan Agustus 2025, posisi Bulan yang lebih dekat ke kutub menyebabkan Bumi berputar sedikit lebih cepat.
Menurut BMKG, mencairnya es di kutub akibat pemanasan global juga ikut andil. Ketika es mencair dan airnya terdistribusi kembali, ini mengubah distribusi massa planet dan bisa memengaruhi kecepatan rotasinya, mirip seperti seorang penari balet yang menarik tangannya ke tubuh untuk berputar lebih cepat.
Bukan yang Terpendek dalam Sejarah
Meskipun 5 Agustus 2025 diprediksi menjadi salah satu hari terpendek di era modern, penting untuk dicatat bahwa ini bukanlah yang terpendek dalam sejarah Bumi.
Sekitar 70 juta tahun yang lalu, di zaman dinosaurus, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekitar 23,5 jam. Bahkan, 600 juta tahun lalu, satu hari hanya berlangsung selama 21 jam.
Secara jangka panjang, rotasi Bumi sebenarnya cenderung melambat akibat tarikan gravitasi Bulan. Namun, dalam jangka pendek, kita menyaksikan adanya fluktuasi dan percepatan seperti yang terjadi saat ini.
Apa Dampaknya?
Perbedaan 1,25 milidetik sama sekali tidak akan terasa. Aktivitas harian akan berjalan seperti biasa.
Namun, bagi sistem yang membutuhkan ketepatan waktu super akurat seperti satelit, GPS, dan jaringan komunikasi global, perubahan ini sangat relevan dan perlu diperhitungkan.
Baca Juga: Waspada! Megathrust Indonesia Jauh Lebih Ngeri dari Gempa Rusia, 2 Zona Ini Paling Rawan
Fenomena ini menjadi pengingat betapa kompleks dan menakjubkannya alam semesta. Ini menunjukkan bahwa planet kita hidup dan terus berubah.