Meski kabar baik ini memberi harapan, para ahli mengingatkan bahwa ancaman tetap ada. Perubahan kebijakan atau kejadian terkait iklim, seperti kebakaran hutan besar, dapat memperlambat pemulihan.
Selain itu, perhatian juga tertuju pada senyawa HFC (hydrofluorocarbon), yang mulai banyak digunakan sebagai pengganti CFC dan HCFC. Walaupun HFC tidak merusak ozon, gas ini memiliki potensi pemanasan global yang sangat tinggi, bahkan hingga 14.800 kali lebih besar dibanding karbon dioksida.
Pencapaian dalam pemulihan ozon menjadi bukti bahwa masalah lingkungan global dapat diatasi melalui kerja sama lintas negara. Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan inovasi berbasis sains, para ahli optimistis upaya ini akan terus menunjukkan hasil positif.
“Keberhasilan menyelamatkan lapisan ozon memberi kita pelajaran penting: ketika dunia bergerak bersama, kita bisa memperbaiki kerusakan yang kita buat,” kata Guterres dikutip dari Earth.Org (16/9/2025).
Kini, perhatian dunia tertuju pada kelanjutan tren ini. Jika target pemulihan tercapai sesuai rencana, kisah lapisan ozon akan menjadi contoh sukses luar biasa dalam sejarah perlindungan lingkungan, sekaligus sumber inspirasi untuk menghadapi tantangan iklim lainnya.
Kontributor : Gradciano Madomi Jawa