Fosil Badak Purba Berusia 23 Juta Tahun Ditemukan di Arktik Kanada: Dulu Bukan Daerah Beku?

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Selasa, 04 November 2025 | 17:52 WIB
Fosil Badak Purba Berusia 23 Juta Tahun Ditemukan di Arktik Kanada: Dulu Bukan Daerah Beku?
Badak purba hasil reka digital terkait spesies yang ditemukan di Kanada. (Suara.com/Gemini AI)

Suara.com - Penemuan fosil badak purba yang hampir utuh di kawasan Arktik Kanada membuka babak baru dalam pemahaman ilmiah tentang sejarah evolusi mamalia besar ini. Spesies baru tersebut, yang diberi nama Epiaceratherium itjilik, diperkirakan hidup sekitar 23 juta tahun lalu dan menjadi jenis badak paling utara yang pernah ditemukan dalam catatan fosil.

Mengutip dari News Break (30/11/2025), fosil ini ditemukan di Kawah Haughton, Pulau Devon, wilayah Nunavut, Kanada. Meskipun kini daerah tersebut merupakan hamparan bebatuan beku dan gurun es Arktik, kawasan itu dulunya merupakan hutan beriklim sedang pada era Miosen awal.

Nama spesies itjilik diambil dari bahasa Inuktitut yang berarti "berbulu es" atau "frosty", merujuk pada kondisi lingkungan ekstrem tempat fosil itu terawetkan. Namun, para ilmuwan menegaskan bahwa saat badak ini hidup, Arktik bukanlah wilayah bersuhu ekstrem seperti sekarang.

Menurut Dr. Danielle Fraser dari Canadian Museum of Nature, penemuan ini menambah daftar panjang keragaman badak purba. "Saat ini kita hanya mengenal lima spesies badak di Afrika dan Asia.

Namun, catatan fosil menunjukkan lebih dari 50 spesies pernah hidup di Eropa, Amerika Utara, hingga Asia," ujarnya dalam siaran pers, mengutip dari News Break (30/11/2025).

Fraser menjelaskan bahwa keberadaan spesies baru dari wilayah Arktik memberikan wawasan baru tentang persebaran dan evolusi keluarga Rhinocerotidae selama jutaan tahun.

Penemuan fosil E. itjilik disebut luar biasa karena tingkat kelengkapannya. Sekitar 75 persen kerangka berhasil ditemukan — pencapaian yang jarang terjadi dalam paleontologi.

Dr. Marisa Gilbert dari Canadian Museum of Nature, menyebut kondisi tulang fosil ini sangat baik. "Tulang-tulangnya masih terawetkan dalam bentuk tiga dimensi dan hanya sedikit mengalami mineralisasi. Untuk fosil berusia jutaan tahun, ini sangat jarang," jelasnya mengutip Sci News (3/11/2025).

Awalnya, sebagian tengkorak dan gigi ditemukan pada 1986. Penggalian tambahan selama beberapa dekade akhirnya mengungkap hampir seluruh struktur tubuh hewan tersebut.

Baca Juga: Penemuan Fosil Dinosaurus Paling Akurat Ungkap Wujud Asli Edmontosaurus 66 Juta Tahun Lalu

Dari rekonstruksi para ilmuwan, badak Arktik ini diperkirakan berukuran mirip badak India masa kini—tingginya sekitar 1,7 meter dan tubuhnya relatif ramping dibandingkan saudara-saudara purbanya. Bedanya, E. itjilik tidak memiliki cula, karakteristik khas badak modern.

Analisis terhadap gigi menunjukkan bahwa hewan ini kemungkinan mati saat usia muda-dewasa.

Fosil Epiaceratherium itjilik, sekitar tiga perempat tulang hewan tersebut berhasil ditemukan. (Pierre Poirier/Canadian Museum of Nature)
Fosil Epiaceratherium itjilik, sekitar tiga perempat tulang hewan tersebut berhasil ditemukan. (Pierre Poirier/Canadian Museum of Nature)

Penelitian ini juga membawa temuan penting mengenai jalur migrasi hewan besar di masa lampau. Tim peneliti membandingkan fosil badak Arktik dengan 57 spesies badak purba lainnya untuk merekonstruksi riwayat persebaran mereka.

Hasilnya mengejutkan. Para ilmuwan menyimpulkan bahwa badak purba, termasuk E. itjilik, kemungkinan menyeberangi North Atlantic Land Bridge, sebuah jembatan darat yang pernah menghubungkan Eropa dengan Amerika Utara melalui Greenland.

Sebelumnya, para ahli beranggapan bahwa jembatan darat tersebut hanya digunakan hingga 56 juta tahun lalu. Namun temuan baru ini menunjukkan bahwa perpindahan spesies mungkin terjadi jauh lebih lambat, bahkan hingga masa Miosen — sekitar 23 hingga 16 juta tahun lalu.

Fraser menegaskan bahwa penemuan ini hanyalah salah satu bukti bahwa Arktik menyimpan banyak informasi penting tentang sejarah kehidupan di Bumi. “Setiap spesies baru membuka potongan teka-teki yang lebih besar tentang bagaimana mamalia besar berkembang dan bermigrasi,” ujarnya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI